Melody

Astri Soeparyono - Sabtu, 06 Oktober 2012 | 16:00
 
Melody
Astri Soeparyono

Melody

"Ya ampun! Norris...ke..na..pa?..dengan sigap Melody menggendong Norris. Cairan putih yang keluar dari mulut Norris menimbulkan pertanyaan.

Waduh, kenapa lagi ini kucing. Sbenci-bencinya Melody sama ini kucing, tapi dia masih punya hati nurani.

Melody menuruni tangga dengan buru-buru. Di bukanya pintu gerbang tanpa mengacuhkan peringatan Pak Eko yang terus memanggilnya. Yang berada dipikirannya sekarang adalah...apa yang dialami Norris? Melody berlari menyusuri palang yang membelok ke arah jalan raya. Perutnya terasa sakit. Napasnya tersengal-sengal, di pikirannya sekarang ialah membawa Norris ke dokter hewan. Dia ingat ada dokter hewan dekat daerah sini. Ia terus berlari secepat kedua kaki itu membawanya. Hujan turun mengiringi langkah Melody yang diam tanpa suara. Norris ia lindungi di bawah jaketnya. Dengan tidak putus asa ia bertanya kepada orang-orang di sekeliling jalan.

Sebrang lampu merah itulah jawabannya. Melody menyebrang jalan dan menemukan dokter hwan bernama Dr. Hadis.

"Selamat datang, ada yang..."

"Tolong...kucing sa...ya..sakit..tolong..duh.." potong Melody dengan kata-kata yang tertahan oleh desahan napasnya.

Dengan cepat, Norris dibawa ke ruang periksa. Melody menunggu dngan khawatir. Sekujur tubuhnya basah diguyur hujan. Tidak pernah ia merasakan setakut ini. Pilihan hidup atau mati itulah yang membawanya sampai ke sini. Tak terasa air matanya mengalir. Ia menunggu dengan sabar.

Menurutnya, Norris perlu hidup. Kalau ia tak menemukan Norris di depan pintu, maka Melody tak menjamin nasib Norris sekarang ini.

"Nona," panggil dokter.

Melody cepat-cepat menyeka air matanya dan menghampiri dokter bernama Hadis itu.

"Kucing saya..."

"Tenang..ia tidak apa-apa. Ia keracunan makanan, tapi tidak terlalu parah. Anda dapat membawanya pulang sekarang," jelas sang dokter.

Editor : CewekBanget



PROMOTED CONTENT

Latest