Kemalangan apa lagi yang harus aku dapatkan? Hari init tante datang membawa makhluk bernama Norris itu. Kesialan apa lagi yang menimpaku? Apa aku akan diputusin Glenn? Duh, jangan sampai deh, bisa-bisa aku jadi orang kesepian.
Melody =(
***
"Sabar ya, Mel, masih ada gue kok yang nemenin lo," hibur Stevi. Melody menangis bombay di sebelahnya.
Kemarin Melody diputusin Glenn di pesta ulang tahun Frans. Melody langsung menampar wajah Glenn dan pulang dengan wajah sembab. Ternyata hal yang paling ditakutinnya terjadi.
"Sudah dong, Mel, enggak usah terlalu ditangisin. Toh, kalau dia bener-bener sayang sama lo, dia bakal ngerti keadaan lo."
"Gue emang salah. Sudah, lo enggak usah hibur gue lagi," ucap Melody dengan kecewa. Pikirannya kini menerawang mengingat ucapan Stevi mengenai kesialan yang disebabkan oleh kucing. "Apa gue sial gara-gara kucing? Sejak Norris datang, kesialan gue lengkap sudah."
***
Tiga hari lagi Melody mengikuti lomba di Malaysia. Dua hari sebelum kepergian adalah latihan yang super melelahkan. Dengan mata yang masih bengkak, ia harus membaca kira-kira berpuluh-puluh not balok dari empat lagu.
"Aduh, Melody..eke dah bilang notnya, ini not apa say?" Sance terus-terusan cerewet.
Melody hanya menggerutu. Ia membayangkan, betapa bodohnya ia saat lomba nanti. Dilihat sekitar beratus-ratus orang di suatu tempat. Mata-mata mereka memandang sang pemain piano seperti patung.
"Eh..jangan bengong mulu, inyi urusin dyulu dong," ujar Sance dengan gaya cntilnya yang menjijikan.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR