"Eh Ibu! Terima kasih atas tumpangannya," sahut Ega.
"Iya, Bu. Kami sangat nyaman di vila Ibu," Dila menimpali.
"Syukurlah kalau begitu. Oh ya, kenalkan. Nama saya Ibu Pinong," wanita itu meletakkan nampan yang tadi dibawanya ke meja. "Untung kalian menemukan vila ibu."
"Tadi kami terlalu panik Bu," Ahmad menjelaskan. "Makanya jadi nggak liat jalan dan nggak tau kalau di sekitar sini ada vila..."
Ibu Pinong menarik napas.
"Kalau sudah malam begini, sebaiknya kalian waspada," katanya mengingatkan. "Akhir-akhir ini banyak vila aneh yang muncul secara misterius setiap jam dua belas malam. Namanya Vila Pocong."
"Uhuk! V-vila Pocong?" Ega yang sedang meneguk minumannya seketika jadi tersedak.
"Vila Pocong?" kawan-kawan yang lain menyahut ngeri.
"Begitulah yang ibu dengar," Ibu Pinong menganggukkan kepala. "Vila itu sangat menyeramkan. Dulu pernah ada kisah beberapa anak menginap di vila itu. Dan tepat jam dua belas malam penjaga vila tersebut berubah menjadi pocong dan meneror anak-anak itu."
"Kok bisa sih, Bu?" tanya Dila ketakutan. Dia merangkul Eno yang duduk di sampingnya erat-erat.
"Itu masih menjadi misteri sampai sekarang," jawab Bu Pinong,
"Duh... untung kita nemuin vila ini ya!" seru Eno lega. Cewek itu segera mencomot kue dengan penuh syukur. "Coba kalo kita sampai nginep di vila pocong itu. Hiiii..."
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR