Joni terus celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu. Tiba-tiba matanya menatap sebuah papan jalan bertuliskan Vila Kosong. Segera saja cowok itu memberitahu kawan-kawannya yang lain.
"Kok Ajie bisa nggak tau sih?" gerutu Eno. "Buktinya di situ ada vila! Udah deh kita ke sana aja!"
Atas desakan Eno, keempat anak itu akhirnya setuju untuk bermalam di Vila Kosong. Dilihat dari luar, vila itu tampak luas dan nyaman.
"Ada orangnya nggak ya di dalam?" celetuk Ega.
"Ya pasti ada," sahut Dila. "Vila Kosong itu kan cuma nama."
Joni mengangkat tangan dan mengetuk pintunya. Sesaat kemudian pintu terbuka dan seorang wanita separuh baya muncul.
"Malam, Bu..." sapa Joni sopan. "Mobil kami mogok. Bolehkah kami bermalam di vila ini?"
"Silakan, silakan!" Ibu itu mengangguk ramah. "Masuk saja, semoga kalian nyaman di sini."
"Terima kasih banyak, Bu."
Joni dan kawan-kawannya berjalan masuk ke dalam vila. Ibu itu lantas menunjukkan kamar mereka masing-masing.
Sekitar pukul setengah dua belas malam, ibu pemilik vila membawakan senampan kopi dan kue-kue ke dalam ruang tamu, tempat Joni dan kawan- kawannya sedang berkumpul.
"Bagaimana, apa kalian merasa nyaman di sini?" sapanya ramah.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR