"Jangan nakutin dong, Dil!" protes Eno. Saat itu dirinya tak sengaja melihat sekelebat bayangan melintas di pintu dapur. Cewek itu spontan menjerit, membuat Dila kaget setengah mati. Dan tanpa perlu dikomando lagi, kedua cewek itu langsung lari terbirit-birit ke ruang tamu, membuat heboh yang lain.
"Astaga, kalian tuh kenapa sih?" tanya Ega kaget,
"Ga, tadi aku... aku..." Dila berusaha menjelaskan. "Aku lihat sesuatu... deket...jendela."
"Sama... sama... di pintu dapur!" Eno menimpali.
"Lihat apa sih?" tanya Ahmad ingin tahu.
"Pokoknya bikin aku merinding deh!" Eno begidik ngeri.
"Iya tapi apa?" tanya Joni, "Kuntilanak? Sundel bolong? Pocong?"
"Jangan ngomongin pocong dong, Jon!" seru Dila. "Bikin aku jadi inget sama Vila Pocong itu!"
"Tenang, kita semua ngumpul aja di sini. Jangan ribut," Ahmad menenangkan. "Nggak enak kan sama Bu Pinong?"
Dila dan Eno saling pandang dengan wajah pucat. Mereka berdua duduk merapat di dekat cowok-cowok itu.
Waktu terus berlalu tanpa ada yang terjadi. Sampai kemudian Ega melihat beberapa bayangan terpantul jelas ke lantai. Apalagi didukung cahaya lampu yang saat itu agak remang-remang, bayangan-bayangan itu jadi semakin jelas terlihat. Ega buru-buru memberitahu kawan-kawannya.
"Apaan tu, Ga..." rengek Dila amat ketakutan.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR