Sahabat adalah seseorang yang ada buat kita di saat suka dan duka, idealnya seperti itu. Seorang sahabat saling mengerti dan mengetahui keberadaan satu sama lain. Seorang sahabat adalah dia yang bisa kita hubungi jam 3 pagi hanya untuk curhat. Sahabat adalah tempat kita enggak perlu jaim-jaim.
Itu lah juga yang Ocha temukan dalam diri sahabatnya, Cindy, sejak kedekatan mereka karena berada dalam satu kelas di bangku kuliah.
“Awalnya dia yang hubungin aku duluan, tapi akunya enggak pernah balas chat sama dia dan malas gitu karena belum terlalu kenal. Sampai akhirnya satu kelas dan jadi dekat dengan 2 teman lainnya juga. Ya udah jadi sering belajar bareng, jalan ke mana-mana bareng.
Dari awal kenal Cindy, kita tahu kalau Cindy itu anaknya lemah dan sering terserang penyakit. Dia sering demam, pernah operasi sinus dua kali, dan sakit-sakit lainnya. Kita sudah paham banget itu, tapi enggak pernah tahu dan enggak pernah dikasitahu juga sama Cindy tentang alasan sebenarnya kenapa dia suka sakit-sakitan.
Sampai akhirnya masa skripsian, kita mulai jarang ngumpul karena sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tapi waktu awal tahun 2016, kita terakhir kalinya ngumpul berempat karena mau merayakan ulang tahun Cindy di bulan Desembernya.
Setelah itu, enggak pernah jalan lagi berempat dan benar-benar sibuk satu sama lain.”
Enggak Tahu Sahabat Sakit
Ocha menyadari bahwa sahabatnya adalah sosok yang suka menutupi permasalahan dalam dirinya sendiri. Dia enggak pernah membuat orang lain susah atau terlalu memikirkan dia. Hal itu juga yang membuat sahabatnya Ocha, Cindy menyimpan rahasia terbesar dalam hidupnya.
“Setiap dia sakit atau bahkan dirawat di rumah sakit, dia enggak pernah mau kita jenguk. Alasannya dia enggak mau kita repot. Bukan hanya sekali kita memaksa dia, tapi dia terus menolak. Bahkan saat kita menghubungi Ibunya, beliau juga menolak untuk kita datang dengan alasan Cindy enggak mau. Mungkin di situ lah penyesalan terbesar aku,” ujar Ocha.
Hingga tiba satu hari, yang enggak pernah Ocha duga, saat dia sedang berada di rumah salah satu temannya juga, ia menerima pesan dari adiknya Cindy yang mengatakan Cindy sudah meninggal dunia. Pada baru siangnya, Ocha mendapat kabar dari ibunya Cindy, kalau sahabatnya tersebut masuk rumah sakit dan butuh perawatan insentif.
“Aku syok banget, enggak tahu mau ngomong apa. Apalagi saat aku dapat kabar, jenazahnya sudah dibawa menuju Cirebon. Aku bersama teman-temanku langsung menyusulnya.”
Saat itu lah, Ocha akhirnya diberitahu ibunya Cindy kalau sahabatnya tersebut sudah punya kelainan dari lahir, yaitu kelainan darah yang menyebabkan sistem imunnya melemah dan mudah terserang berbagai macam penyakit. Hingga terakhir sebelum meninggal, ia mengalami serangan jantung dan juga beberapa penyakit yang membuat komplikasi dalam tubuhnya.
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR