Aku Minta Putus
“Sampai di depan rumahku, aku langsung minta putus sama dia dan langsung lari masuk ke rumah. Setelah itu dia sempat enggak menghubungiku sampai beberapa hari hingga akhirnya dia chat minta maaf dan mau balikan sama aku.
Tapi aku sama sekali udah enggak respect sama dia, aku udah sangat benci sama dia. Aku benar-benar enggak mau ketemu dia lagi.
Sejak saat itu kita udah enggak pernah berkomunikasi lagi. Aku enggak kebayang ternyata dia segitu teganya bersikap kayak gitu ke aku. Dan aku sudah menganggap dia mencoba memperkosaku.
Sempat terpikir aku mau laporin dia ke polisi, tapi apa kata orang nanti? Hingga saat ini aku masih menyimpannya karena aku takut. Aku hanya cerita ke sahabat terdekatku, bahkan ke orang tuaku juga enggak cerita. Orang yang dulu kucintai, kini sangat kubenci.”
(Baca juga : Cewek Ini Pernah Mengalami Pelecehan Seksual di Media Sosial, Ini Cara Menghadapinya)
Perlunya Pendirian yang Kuat
Curhatan Nidya ini banyak sekali memberikan pelajaran buat kita girls. Apa yang sudah Nidya lakukan sudah tepat, ketika dia yakin enggak mau melakukan hubungan seks sebelum menikah, dia benar-benar melakukannya hingga akhir meskipun dia harus kehilangan cowok yang dia cintai.
Apakah kalau pacar berarti harus berhubungan seks? Jawabannya adalah ‘sama sekali enggak!’. Hak kita ketika kita mau melakukan hubungan seks dengan pacar atau tidak, dan itu adalah pilihan. Meskipun sudah pacaran bertahun-tahun pun pacar sama sekali enggak berhak untuk merebut hak kita.
Hal ini harus diketahui oleh kita atau pun para cowok, bahwa meskipun sudah pacaran lama bukan berarti pacar bisa bersikap seenaknya. Baik cowok atau pun cewek enggak bisa memaksa untuk melakukan hubungan seks.
Ada banyak risiko yang mengancam ketika kita melakukan hubungan seks di usia muda. Selain risiko kehamilan dan tertular penyakit menular seksual, kita juga bisa merasakan dampak psikologis. Baca selengkapnya di sini.
Tindakan pemaksaan ini juga sudah termasuk sebagai bentuk pelecehan seksual, meskipun dilakukan oleh pacar sendiri, dan sesunguhnya bisa diproses lewat hukum.
Mungkin Nidya enggak ingin meneruskannya lebih jauh karena berbagai macam pertimbangan, tapi sebenarnya enggak masalah jika hal ini dibawa ke ranah hukum girls.
Selain itu, pacar yang memaksa untuk melakukan hubungan seks padahal kita sudah menolak, atau seperti Nidya yang sudah menangis, tapi tetap dipaksa, itu berarti dia tidak menghargai kita girls. Dan, untuk apa mempertahankan cowok yang tidak bisa menghargai kita?
Curhatan Nidya membuktikan bahwa pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Untuk itu, kita sebaiknya harus tetap waspada dan tetap teguh dengan pendirian kita.
Tidak perlu takut diputusin, karena dengan dia memaksa, terbukti kalau dia bukan cowok yang baik.
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR