Dari bentuk penilaian bias ini pun, banyak orang yang pada akhirnya lebih percaya sama kesaksian pelaku kekerasan ketimbang sama kesaksian si korban.
Ketidakmampuan mayoritas orang untuk menghadapi logika yang semestinya
Alasan lain yang sama kuatnya kenapa banyak orang yang cenderung percaya sama pelaku kekerasan adalah karena ketidakmampuan mayoritas orang untuk menghadapi logika yang semestinya.
Dalam bukunya yang berjudul The Sociopath Next Door, Dr. Martha Stout menyatakan bahwa ketika seseorang bersikap kasar, menyakiti, atau memperlakukan kita dengan buruk, secara enggak sadar kita terperangkap dalam proyeksi kesadaran moral dan empati kita kepada si pelaku.
Akhirnya kita cenderung merasionalkan perbuatan mereka dengan menyatakan hal tersebut sebagai ‘salah paham’. Tujuannya enggak lain untuk mengurangi kemungkinan hal-hal buruk lain yang mengikutinya.
Misalnya banyak korban kekerasan seksual yang memilih buat menutup mulut karena takut disalahkan atau menghindar dari rasa malu.
Hal-hal seperti ini lah yang menyebabkan banyak orang cenderung berpihak pada pelaku dan mengamini segala bentuk pembelaannya.
(Baca juga: 6 Mitos Seputar Kehamilan yang Enggak Masuk Akal. Jangan Dipercaya!)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR