Setiap bulannya, sebagai cewek kita pasti udah enggak asing dengan siklus menstruasi yang normal kita alami. Dibalik siklus ini, ternyata cewek juga harus berjuang sama yang namanya premenstrual syndrome atau lebih sering dikenal sebagai PMS.
Gejala PMS pada masing-masing cewek pun berbeda-beda, ada yang hilang atau malah doyan makan banget, ada yang muncul jerawat dan breakout, ada juga yang sering mengalami kram perut yang menusuk sampai menghambat kita melakukan kegiatan sehari-hari.
Jenis PMS yang kronis hingga menghentikan kegiatan kita ini dinamakan dengan premenstrual dysphoric disorder (PMDD). Dilansir dari Cosmopolitan.com, dua ginekolog dan psikiatris asal New York, Dr. Shari Lusskin dan Dr. Alexandra Sacks menjelaskan lebih lanjut soal PMDD!
Yuk, langsung kita simak penjelasannya dan cari tahu apakah kram yang kita derita selama masa menstruasi normal?
(Baca juga: 5 Gejala Fisik yang Jadi Tanda-tanda Depresi. Wajib Diwaspadai!)
Penyebab PMDD
Naik-turunnya hormon selama siklus menstruasi merupakan teori yang paling kuat, yang menjadi alasan kita bisa terkena PMDD. Perubahan hormon ini berpengaruh terhadap level serotonindalam tubuh. Demikian dipaparkan oleh Dr. Sacks.
Hormon dan otak kita dihubungkan oleh suatu sistem yang dinamakan hypothalamic-pitutiary-gonadal axis, di mana melalui sistem ini aliran hormon yang diproduksi oleh sel telur memengaruhi area otak yang memicu perubahan mood.
PMDD vs. PMS
Menurut studi di tahun 2018 oleh Clinical Obstetrics and Gynecology, sekitar 3-8% perempuan yang menstruasi memenuhi kriteria gejala PMDD. Artinya, kemungkinannya cukup rendah, tapi enggak menutup kemungkinan seseorag bisa terjangkit.
Menurut Dr. Sacks, gejala PMDD hampir sama dengan gejala PMS, hanya saja lebih kronis. Dokter yang mendiagnosa gejala PMDD akan memperhatikan beberapa hal berikut; mood swings, anxiety, perasaan hopeless, susah berkonsesntrasi, perubahan nafsu makan, pola tidur bermasalah, payudara yang membengkak, perut kembung, dan lain-lain. Dan gejala-gejala ini harus kronis atau akut yang akhirnya memengaruhi kegiatan sehari-hari kita.
PMDD vs. Depresi
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR