Punya tubuh yang sehat pasti jadi impian semua orang. Alhasil kita jadi tertarik untuk melakukan banyak hal untuk mencapai tubuh yang kita impikan itu.
Sayangnya, enggak semua tips adalah benar dan bisa dibuktikan secara ilmiah. Ini dia 8 mitos gaya hidup sehat yang enggak perlu kita percaya!
(Baca juga: 8 Perubahan Sikap Kita yang Ternyata Gejala Masalah Kesehatan Mental)
Label Makanan
Label makanan sering kita jadikan acuan untuk memilih produk yang sehat untuk dikonsumsi. Sayangnya, enggak sedikit perusahaan yang curang dalam penulisan label tersebut.
Misalnya saja dalam penulisan jumlah kalori dalam satu kemasan yang ternyata bisa sampai 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan jumlah kandungan yang tertulis.
Selain itu ada juga trik penamaan ulang bahan makanan. Misalnya untuk makanan yang mengandung banyak gula, maka di label akan tertulis 3 bahan; gula, fruktosa, dan evaporated beet juice. Di label, jumlah gula tersebut tertulis 15 gr, padahal semestinya adalah 45 gr.
Nah, kalau kita mau terhindar dari trik produsen yang seperti ini, sebelum membeli makanan pastikan selalu memeriksa labelnya. Semakin sedikit bahan yang terkandung, maka semakin sehat pula produk tersebut.
Makan Malam
Banyak orang berpikir kalau makan malam itu enggak baik buat tubuh. Namun, sebuah studi modern menunjukkan bahwa jika kita melewatkan makan malam secara terus menerus, maka metabolisme tubuh akan melambat.
Hal ini disebabkan karena gula darah kita menurun sehingga membuat tubuh kecapaian dan memicu kita untuk makan terlalu banyak saat sarapan dan makan siang di hari selanjutnya.
Untuk menghindari masalah ini, sebaiknya kita tetap makan malam dengan porsi yang ringan. Misalnya yang mengandung sayur-sayuran dan protein supaya enggak berbahaya untuk tubuh.
Olahraga Setiap Hari
Olahraga setiap hari ternyata enggak baik, lho, girls. Kecuali kalau kita adalah seorang atlet profesional yang diwajibkan untuk membentuk otot. Justru kalau kita berolahraga setiap hari tanpa beristirahat dengan cukup, aktivitas ini akan merusak otot kita.
Ilmuwan menyarankan untuk melakukan yoga atau olahraga kecil setiap pagi. Tapi kalau untuk olahraga berat dan insten, lebih baik kita hanya melakukannya selama lima jam dalam satu minggu saja.
Semakin Berkeringat, Maka Semakin Sehat
Mitos ini sebaiknya enggak perlu kita percaya, girls. Kenyataannya, jumlah keringat yang kita keluarkan tidak menjamin keefektifan olahraga yang kita lakukan.
Misalnya, berlari selama satu ja akan membuat kita mengeluarkan keringat dan membakar 270-300 kalori. Tapi selama satu jam strength workout, kita akan sulit berkeringat, tapi kita mampu membakar 360 kalori.
Sarapan
Banyak orang menganggap bahwa tanpa sarapan yang tepat, kita enggak bisa menurunkan berat badan dan punya gaya hidup sehat. Tapi kenyataannya enggak demikian.
Sebuah studi menyebutkan bahwa seseorang yang melewatkan sarapan, akan makan lebih sedikit di siang hari. Namun sebaiknya, kita enggak perlu memaksakan diri juga.
Jika di pagi hari kita punya nafsu makan, maka sebaiknya kita sarapan, sebaliknya, kalau enggak nafsu, ya, jangan memaksa buat sarapan.
Menurunkan Berat Badan
Banyak dari kita yang percaya, bahwa menurunkan berat badan adalah perkara keinginan dalam diri. Padahal enggak seperti itu. Kenyataannya, faktor genetis dan gaya hidup kita juga memengaruhi kemampuan tubuh untuk menurunkan berat badan.
Setiap orang memiliki keunikan sendiri dan sebaiknya kita mengatur pola diet dan berolahraga yang sesuai sama kebutuhan tubuh kita sendiri.
Lari Baik untuk Semua Orang
Enggak benar. Faktanya, 79% pelari sering cidera ketika mereka berlari. Lari bisa menjadi salah satu aktivitas yang berbahaya untuk orang yang terlalu memusatkan tenaga pada tumit, memiliki kaki asimetris, kelebihan berat badan, dan enggak siap berlari.
Selain itu, lari juga bisa memicu serangan jantung untuk orang lanjut usia. Jika kita terlalu sering berlari, maka otot jantung kita akan mudah menebal. Efek serupa juga bisa didapatkan dari kebiasaan lari jarak jauh. Oleh sebab itu, lebih baik kita berlari selama 30-50 menit per hari.
Karbohidrat dan Protein Tidak Bisa Dicerna Bersama
Katanya, kita enggak boleh mencampur karbohidrat dan protein karena kedua kandungan tersebut enggak bisa dicerna secara bersamaan. Hal ini memang enggak sepenuhnya salah, karena karbohidrat dan protein memang membutuhkan dua lingkungan berbeda supaya bisa dicerna tubuh dengan baik.
Namun, kerja tubuh ternyata jauh lebih canggih dari yang kita bayangkan. Kedua elemen ini akhirnya akan diproses secara terpisah; karbohidrat akan diserap oleh usus kecil, dan penguraian protein akan dilanjutkan di dalam perut dan usus besar. Jadi kita enggak perlu takut lagi kalau mau makan karbohidrat dan protein secara bersamaan.
(Baca juga: Putus Nyambung Seperti Hubungan Zayn & Gigi Hadid Sebenarnya Sehat Atau Enggak, Sih?)
Stem Cell, Terobosan Baru Sebagai Solusi Perawatan Ortopedi Hingga Cedera Olahraga
Source | : | Brightside |
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR