Jangan Remehkan Bahaya Kesepian, Bisa Sampai Tahap Kronis Lho!

By Salsabila Putri Pertiwi, Minggu, 6 September 2020 | 19:10 WIB
Proses penerimaan diri dapat membawa kita untuk mulai mencintai diri sendiri. (Foto: Korean Dramaland)

CewekBanget.ID - Pasti enggak ada orang yang pengin hidup dalam kesepian.

Sayangnya, kesepian bisa menyerang siapa saja di hidup ini, bahkan ketika kita dikelilingi oleh banyak orang.

Jangan salah, kesepian yang sudah akut atau kronis bisa jadi berbahaya, lho!

Baca Juga: Social Distancing Bikin Bad Mood? Obati dengan 5 Aplikasi Ini!

Kesepian Kronis

Ada orang yang selalu merasa kesepian meski dirinya populer dan dikelilingi oleh orang yang menyayangi dan memperhatikannya.

Kondisi inilah yang disebut dengan kesepian kronis, yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesepian dalam waktu lama.

Seseorang bisa mengalami kesepian ketika kebutuhan mereka akan hubungan sosial enggak terpenuhi.

Bukan hanya mempengaruhi kondisi mental, kesepian juga telah terbukti dapat meningkatkan risiko kematian dini. 

Salah satu riset yang membuktikan hal tersebut telah diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, dilakukan oleh seorang profesor psikologi dari University of Chicago, John T. Cacioppo.

Dalam penelitian tersebut, Cacioppo membuktikan bahwa risiko kematian dini meningkat sebesar 14% pada orang-orang yang mengalami kesepian kronis.

Dengan kata lain, kesepian dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan kita mengalami berbagai penyakit kronis.

Kenapa Bisa Terjadi?

stres

Dalam penelitian tersebut, disebutkan bahwa orang-orang yang kesepian memiliki ekspresi gen conserved transcriptional response to adversity (CTRA) yang besar.

CTRA merupakan gen yang dapat meningkatkan ekspresi gen pemicu inflamasi dan melemahkan ekspresi gen yang membantu meningkatkan respon antivirus.

Itu sebabnya, kesepian bisa memicu peradangan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Semua kondsi tersebut berperan besar dalam meningkatkan risiko kematian dini.

Baca Juga: Berpikir Positif dan 4 Hal Ini Bisa Kita Lakukan Saat Merasa Insecure!

Gejala Kesepian Kronis

Selain merasa sedih berkepanjangan dan hampa, ada berbagai gejala yang bisa terjadi pada mereka yang mengalami kesepian, seperti energi menurun, enggak bisa fokus, insomnia, merasa putus asa dan enggak berharga, serta sering jatuh sakit.

Nyeri tubuh, sering cemas atau gelisah, sering belanja berlebihan, hingga melakukan penyalahgunaan zat juga bisa jadi gejala kalau seseorang sudah mengalami kesepian yang akut.

Makanya, pastikan diri sendiri maupun orang lain enggak mengalami berbagai gejala tersebut dan seandainya terjadi, segera cari pertolongan ahli. 

Baca Juga: Cemas Bertemu Orang Setelah Karantina di Rumah? Ini Cara Mengatasinya!

Mengatasi dan Mencegah Kesepian

Untuk mengatasi dan mencegah kesepian, kita bisa mulai rutin berolahraga.

Meskipun olahraga enggak dapat meredakan kesepian dengan sendirinya, olahraga dapat membantu meningkatkan suasana hati secara keseluruhan dan meningkatkan perasaan positif.

Tentunya, hal ini membantu kita untuk meredakan rasa sepi yang terjadi.

Selain olahraga, melakukan berbagai aktivitas di luar ruangan dan mencari paparan sinar matahari juga dapat membantu meningkatkan serotonin dalam tubuh.

Serotonin merupakan hormon yang dapat membantu meningkatkan suasana hati.

Penelitian menunjukkan, menghabiskan waktu di alam atau luar ruangan dapat membantu meredakan perasaan depresi, kecemasan, dan stres.

Itu sebabnya, enggak ada salahnya kita melakukan aktivitas di luar ruangan seperti jogging atau mendaki gunung, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku saat ini.

Hal lain yang bisa dilakukan jika berada jauh dari orang tercinta adalah memanfaatkan teknologi untuk tetap terhubung dengan mereka.

Menjaga hubungan baik dengan orang tersayang akan membantu kita untuk tetap merasa bahwa kita masih memiliki cinta kasih.

Terakhir, memelihara hewan juga membantu kita untuk lebih terasa terhubung dengan dunia.

Banyak riset membuktikan, memelihara hewan membantu menjaga kesehatan mental, termasuk mengurangi kesepian.

(*)