CewekBanget.ID - Seiring berkembangnya zaman, kesehatan mental juga semakin mendapat tempat ya, girls.
Sehingga berbagai istilah yang berkaitan dengan kesehatan mental dan psikologi pun semakin enggak asing di telinga kita.
Salah satunya adalah self healing.
Apa sih yang dimaksud dengan self healing?
Melansir Kompas.com, self healing merupakan proses menyembuhkan diri dari luka yang kita alami di masa lalu.
Baca Juga: 5 Lagu Indonesia Paling Pas Buat Self Healing, Biar #GirlsIn5piration Bangkit!
Mungkin kita sering mendengar istilah self healing dan pengin banget malakukan hal ini tapi masih bingung harus mulai dari mana.
Pertama-tama, #GirlsIn5piration harus paham dulu nih, tujuan dari self healing ini apa dan siapa aja yang bisa melakukannya.
Langsung kepoin penjelasan di bawah ini ya, girls!
Tujuan self healing
Berdasarkan ilmu psikologi seperti yang dikutip dari Kompas.com, self healing adalah proses penyembuhan yang hanya melibatkan diri sendiri untuk bangkit dari penderitaan yang pernah dialami dan memulihkan diri dari luka batin.
Tujuan dari self healing ini adalah untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, dan membentuk pikiran positif dari apa yang telah terjadi.
Self healing enggak cuma menyembuhkan pikiran dan jiwa aja, girls, namun tubuh kita juga.
Pasalnya, kondisi kesehatan mental atau emosional yang buruk juga bisa berpengaruh pada fisik kita.
Sudah awam diketahui bahwa kesehatan emosional dan fisik sering berjalan bersamaan dan saling berkaitan.
Terkadang, kondisi emosional yang buruk seperti stres atau kecemasan juga memicu penyakit fisik lainnya.
Maka dari itu luka secara emosional perlu disembuhkan. Siapa aja sih yang membutuhkan self healing?
Hampir semua orang memiliki sisa-sisa luka emosional yang didapatkan di masa lalu.
Baca Juga: Isi Waktu Berkualitas, Ini 4 Buku Buat Self Healing #GirlsIn5piration!
Jadi kita semua sebenarnya bisa melakukan self healing dan mendapatkan manfaatnya.
Namun self healing akan lebih bermanfaat kalau kita benar-benar punya motivasi buat terlibat dalam proses penyembuhan tersebut.
Seperti, bersedia meluangkan waktu untuk menerapkan teknik dan aktivitas self healing dalam kehidupan kita.
Self healing juga membutuhkan waktu untuk menampakkan hasilnya dan enggak akan memberikan efek secara instan.
Jadi penting untuk menjalani prosesnya dengan usaha yang optimal.
Pakar Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Dr. Primatia Yogi Wulandari, M.Si menjelaskan self healing sebenarnya merupakan teknik atau intervensi yang dilakukan ketika terjadi masalah atau gangguan psikologis.
Jadi, self healing diperlukan ketika ada pikiran atau perasaan yang mengganggu aktivitas dan fungsi sehari-hari. “Misalnya, ketika kita merasa segala sesuatunya menjadi membosankan, sering kehilangan konsentrasi, atau kecemasan yang terkadang tidak jelas sumbernya," ujarnya, dikutip dari situs Unair News.
Menurutnya, kita juga bisa mendeteksinya dari sinyal tubuh yang bersifat fisik.
Baca Juga: Bagian dari Proses Healing, 5 Tips Memaafkan Diri Sendiri yang Bisa #GirlsIn5piration Terapkan!
Misalnya merasa mudah lelah, susah tidur atau keluhan fisik lainnya tanpa penyebab yang jelas.
Self healing bisa dilakukan dengan yoga, meditasi atau aktivitas lain yang berguna memunculkan emosi positif yang akan berdampak pada munculnya hormon endorfin atau sering disebut 'hormon bahagia'.
Enggak semua mampu melakukan self healing, lho!
Self healing bisa dilakukan oleh semua orang namun enggak semua orang bisa menerapkannya!
Ada orang yang merasa sulit untuk menyembuhkan dirinya sendiri sehingga membutuhkan bantuan profesional.
Primatia menguraikan, pendampingan langsung oleh psikolog akan membantu kita untuk menemukan kekuatan pribadinya agar bisa sembuh.
"Orang-orang seperti ini membutuhkan pendampingan langsung karena mereka akan merasa nyaman jika ada saran atau petunjuk yang jelas tentang apa yang harus dilakukan, tanpa harus melakukan proses refleksi," katanya.
Refleksi adalah hal yang sangat penting selama proses self healing karena menjadi proses menafsirkan pengalaman kita.
Proses ini membuat kita mengenali pikiran dan perasaan negatif untuk kemudian diterima sebagai hal yang benar-benar ada.
Misalnya saja kenangan buruk soal kematian anggota keluarga, pengalaman masa lalu atau fakta lain yang kurang menyenangkan.
"Penerimaan ini sangat penting agar individu menjadi lebih tenang dengan situasi dan lingkungan sekitarnya," ujar Primatia.
Kita bisa dikatakan sembuh atau sukses melakukan self healing ketika sudah mampu memahami, menerima pikiran, perasaan yang mengganggu.
Artinya, kita sudah merasa nyaman dan mampu untuk melakukan fungsi serta aktivitas sehari-hari.
Ia menekankan, semua individu memiliki potensi internal untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.
Karena kita lah orang yang benar-benar tahu tentang diri kita termasuk self healing yang kita butuhkan.
(*)
Baca Juga: Kisah 5 Seleb yang Bertahan Lawan Body Shaming Buat #GirlsIn5piration!