Bahaya, 5 Mitos Ini Bikin Salah Paham tentang Kesehatan Mental!

By Salsabila Putri Pertiwi, Sabtu, 17 Desember 2022 | 11:00 WIB
Stres (citizentv.co.ke)

CewekBanget.ID - Isu kesehatan mental saat ini sudah semakin umum dibincangkan di kalangan masyarakat.

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap masalah kesehatan mental sudah menunjukkan kemajuan.

Apalagi karena isu kesehatan mental gencar didiskusikan di media sosial dan berbagai informasi mengenainya tersebar luas di internet.

Tapi di sisi lain, masih banyak banget mitos dan stigma terkait isu kesehatan mental yang dipercaya banyak orang.

Mitos-mitos dan stigma seperti berikut ini berbahaya banget terutama bagi orang dengan gangguan kesehatan mental yang terdampak langsung, lho.

Stop percaya mitos-mitos ini dan mulailah lebih peduli terhadap kesehatan mental!

Mitos: Isu Kesehatan Mental Enggak Lazim

Salah banget kalau kita kira masalah kesehatan mental bukan sesuatu yang lazim.

Malah, isu kesehatan mental sudah seharusnya lebih diperhatikan sejak usia dini.

Terutama karena masa kanak-kanak dan remaja adalah masa ketika kondisi emosional dan mental masih berkembang dan belum sepenuhnya stabil.

Stres yang dirasakan sejak dini serta faktor-faktor gangguan lain seperti bullyingpeer pressure, dan sebagainya yang kita alami sejak kecil dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental pada usia muda.

Baca Juga: Gejalanya Terasa oleh Tubuh, Ini 5 Tanda Kita Alami Kecemasan!

Mitos: Enggak Disadari Orang Lain Berarti Enggak Depresi

Banyak orang sering salah paham dan mengira seseorang baik-baik saja ketika ia enggak menunjukkan tanda-tanda depresi, seperti terlihat murung, menyendiri, enggak aktif, dan sebagainya.

Sering lho, ada orang yang tampaknya ceria dan berprestasi, tapi ternyata punya masalah mental yang mengganggunya dari dalam.

Enggak sedikit pula orang yang merasa harus bersikap seakan semuanya baik-baik saja karena enggak pengin merepotkan orang-orang di sekitarnya.

Apa pun alasan seseorang memendam emosi dan kondisi mentalnya, ingatlah bahwa siapa saja berisiko mengalami depresi atau gangguan kesehatan mental, jadi penting untuk bersikap baik pada semua orang.

Mitos: Depresi Menular

Duh, ini mitos yang harus segera dipatahkan sebelum menimbulkan kesalahpahaman.

Depresi klinis dan gangguan mental lainnya enggak bakal menular sebagaimana halnya virus, seperti flu atau batuk.

Tapi memang, kalau kita menghabiskan waktu lama berada di sekitar orang dengan gangguan mental, kondisi mental kita sendiri sedikit-banyak akan terpengaruh.

Ini lebih karena kita sebagai sesama manusia dapat merasakan emosi satu sama lain atau simpati dan menyerap energi di sekitar kita, sehingga kondisi ini lebih berupa kita yang terdampak oleh perasaan seseorang alih-alih tertular.

Jika kita merasa kondisi mental kita terpengaruhi oleh orang yang mengalami depresi atau gangguan kesehatan mental di sekitar kita, enggak apa-apa untuk menjaga jarak sejenak demi memulihkan diri kita sendiri terlebih dulu.

Baca Juga: Fuji An Ngamuk Waktu Disebut Gangguan Mental Sama Netizen!

Mitos: Orang dengan Masalah Kesehatan Mental Itu 'Gila'

Ini dia salah satu mitos dan stigma paling jahat tentang masalah kesehatan mental yang masih diamini oleh banyak orang.

Sadar atau enggak, dengan melabeli orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dengan sebutan 'gila', kita menghambat mereka untuk mencari pertolongan dan membuat kondisi mereka memburuk.

Memiliki kondisi kesehatan mental tertentu memang berarti kita enggak baik-baik saja, tapi ini juga bukan berarti ada yang salah dari diri kita dan membuat kita lebih 'aneh' dari orang lain.

Kesehatan mental berkaitan dengan kondisi otak, yang sama seperti anggota tubuh lainnya, bisa mengalami sakit dan masalah medis tertentu.

Jadi mulai sekarang, cobalah untuk melihat isu kesehatan mental seperti isu kesehatan lain pada umumnya, termasuk dalam hal penanganan dan konsultasi ke tenaga ahli.

Mitos: Terapi Kesehatan Mental Mahal

Banyak orang mengira bahwa konsultasi dan terapi kesehatan mental itu mahal, makanya mereka memilih untuk memendam masalah sendiri dan malah memperburuk kondisi mental.

Padahal kalau tahu triknya, kita bisa mengikuti konsultasi dan terapi dengan biaya murah atau bahkan enggak dipungut biaya apa pun.

Di Indonesia sendiri, layanan BPJS bisa digunakan untuk mengakses konseling dan poli kesehatan jiwa, sehingga kita bisa menekan biaya untuk konsultasi dan tindakan terkait masalah kesehatan mental.

Yang penting, kita tahu alur administrasinya melalui berbagai fasilitas kesehatan yang tersedia sesuai prosedur.

Jadi, jangan sepelekan kesehatan mental dan kurang-kurangi percaya mitos seputar isu kesehatan mental yang seringkali menjebak ya, girls.

 Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa, Jangan Ragu Konseling!

(*)