Mirip, Ini Bedanya Introvert dan Social Anxiety. Kamu yang Mana?

By Siti Fatimah Al Mukarramah, Rabu, 22 Mei 2024 | 18:10 WIB
Ilustrasi anxiety (foto : freepik.com)

CewekBanget.ID - Apakah kita beneran seorang introvert

Atau sebenarnya kita cuma menderita social anxiety?

Punya gejala yang mirip, namun introvert dan social anxiety jelas berbeda.

Kira-kira gimana cara membedakannya? Simak penjelasan di bawah ini!

Baca Juga: Introvert? Lakukan 10 Tips Ini Supaya Jangan Sampai Merasa Kesepian

Perbedaan introvert vs social anxiety

Jika dilihat secara kasat mata, social anxiety alias kecemasan sosial dan introvert bisa terlihat mirip banget.

Keduanya ternyata melibatkan banyak tanda yang sama.

Lantas gimana perbedaannya?

Introvert

Ada satu perbedaan utama antara introvert dan social anxiety mengutip Healthline: Introvert adalah ciri kepribadian, bukan kondisi kesehatan mental.

Orang introvert menarik energi dari dalam.

Sebagai seorang introvert, kita mungkin mendedikasikan banyak waktu untuk sendiri.

Bersantai dan melepas lelah aja terkesan menarik bagi kita.

Kita juga mungkin lebih sering memilih untuk membuat rencana sendiri daripada bersama dengan orang lain.

Jika kita seorang introvert, kita mungkin:

- Memiliki keterampilan mendengarkan yang kuat

- Hati-hati mempertimbangkan pilihan sebelum membuat keputusan

- Enggak menyukai konfrontasi

- Lebih suka berbagi perasaan dan pikiran melalui tulisan atau seni

Baca Juga: 5 Tanda Anxiety yang Butuh Penanganan Dokter Segera. Jangan Dibiarkan!

Karena introvert adalah sifat kepribadian, itu adalah bagian dari diri kita alias sesuatu yang belum tentu bisa diubah.

Social Anxiety

Hidup dengan kecemasan sosial, atau fobia sosial, biasanya kita mengalami kegugupan dan ketakutan yang signifikan dalam situasi sosial atau ketika sekadar memikirkan situasi sosial.

Ketakutan ini umumnya berasal dari gagasan bahwa orang lain akan menolak kita atau menilai kita secara negatif.

Jika kita introvert, kita mungkin menyendiri karena menikmati kesendirian.

Sebaliknya, dengan kecemasan sosial, kita mungkin sebenarnya pengin bergabung dengan orang banyak tetapi merasa gugup dengan penerimaan.

Kita fokus dengan pemikiran: apa yang dipikirkan orang lain terhadap diri kita.

Dengan kecemasan sosial, kita mungkin:

- Sering merasa cemas melakukan sesuatu yang memalukan di depan umum

- Menghindari berinteraksi dengan orang yang enggak kita kenal dengan baik

- Terpaku pada kemungkinan kesalahan sosial, seperti lupa nama seseorang atau bersin saat di kelas/meeting

Baca Juga: Hindari! 5 Jenis Makanan Ini Bisa Bikin Anxiety Jadi Makin Parah

- Merasa frustrasi atau kesepian karena kita berjuang untuk terhubung dengan orang lain dengan cara yang kita inginkan

Kecemasan sosial adalah kondisi kesehatan mental, jadi kekhawatiran dan ketakutan yang kita alami mungkin enggak akan membaik tanpa dukungan dari ahli kesehatan mental.

Bisakah kita menjadi introvert yang mengalami social anxiety?

Introvert, pada dasarnya, berarti kita cenderung merasa terkuras oleh terlalu banyak interaksi sosial dan perlu meluangkan waktu untuk memulihkan energi.

Merasa terkuras oleh interaksi sosial enggak sama dengan merasa cemas karenanya, dan introvert enggak secara otomatis diterjemahkan menjadi social anxiety.

Sebagai seorang introvert, kita mungkin merasa baik-baik saja menghabiskan waktu bersama orang lain, selama kita memiliki cukup energi.

Tetapi bagaimana jika kita membutuhkan waktu sendirian enggak cuma untuk mengisi ulang energi?

Bagaimana jika kita juga lebih suka menyendiri karena sering khawatir tentang bagaimana orang lain memandang kita?

Kebanyakan introvert menikmati menghabiskan waktu bersama teman-teman, terutama teman-teman yang memahami batasan mereka dalam interaksi sosial dan membutuhkan waktu sendiri.

Ketika penghindaran dan ketakutan menjadi faktor waktu yang kita habiskan sendirian, ada baiknya mempertimbangkan apakah kecemasan sosial dapat berperan.

Sedangkan penelitian menyarankan kecemasan sosial mungkin agak lebih umum terjadi pada orang berkepribadian introvert.

Jika kita lebih berhati-hati, kita mungkin merasa cemas karena kehilangan detail penting atau memberi kesan enggak bisa diandalkan.

Jika kita memiliki tingkat neurotisme yang lebih tinggi, kita mungkin lebih rentan terhadap rasa enggak aman dan stres secara umum serta khawatir tentang semua situasi baru.

(*)

Baca Juga: 4 Kebiasaan Makan yang Bisa Bantu Atasi Anxiety. Biar Lebih Tenang!