Membeli Waktu

By Astri Soeparyono, Sabtu, 11 Mei 2013 | 16:00 WIB
Membeli Waktu (Astri Soeparyono)

            Aku menganggukkan kepala langsung mengerti. Berarti Lila pergi ke tempat gebetannya. Itu sudah ritualnya setiap istirahat selama 2 bulan terakhir ini. Sembari berjalan, aku memperhatikan wara-wiri  anak-anak yang sedang istirahat dari lelahnya menjejali kepala mereka dari segala pengetahuan.

Ini semester terakhir dan semester paling mengerikan bagi anak kelas XII SMA sepertiku. Setiap hari tugasku hanyalah latihan soal dan mengulang materi semua materi yang kuperoleh selama tiga tahun. Makin hari, Ujian Akhir Nasional serasa makin horor.

Mendadak, semuanya terlihat begitu aneh dan acak. Tidak ada yang sama lagi. Semuanya bergerak maju dalam urutan yang tidak dapat kuikuti lagi. Melanjutkan kuliah ke mana? Bagaimana caranya berpisah dengan Adel dan Lila yang sudah menemaniku dari kelas sepuluh? Seperti apa hidupku nanti? Aduh, Atika Lestari, apa sih yang ada di pikiranmu sampai ragu dan takut begini? 

Lalu dirinya hinggap di sudut mataku. Ah, kamu yang selalu menghangatkan hari-hariku.

"Ka! Ngapain elo bengong?" Pundakku ditepuk oleh Lila. Sudah kembali dia rupanya dari apel siangnya.

"Nyari cowok cakep buat diajak ke prom," jawabku asal, masih mencoba mencari ke mana perginya si matahariku. Dia sudah menghilang, membiarkan aku sesaat saja menikmati kehangatannya. Semua salah Rira.

Mendengar jawaban asalku itu, Lila dan Rira heboh. Tidak biasanya aku memperhatikan lawan jenis, begitu bawel mereka di sebelahku. Andai saja mereka tahu. Andai mereka tahu.

***