Kenapa Adrian ada di angkot yang sama? Bukannya jalur antara Adrian dan dirinya berbeda? Rachi memerhatikan jalanan yang dilalui angkot itu dan ia merasa asing dengan daerah itu. Saat itu juga, firasat buruk menghampiri Rachi. Ia membaca tulisan di kaca belakang angkot itu. "Addduh...salah naik angkot," gumamnya pelan.
Adrian yang sejujurnya telah menyadari jika Rachi naik angkot yang salah, hanya tersenyum simpul. "Salah naik angkot ya, Chi?" Dia menahan tawanya melihat Rachi yang seketika panik.
Rachi tak tahu seperti apa rasa malunya saat itu. Rasanya ingin menutupi wajahnya dengan tembok-tembok tebal. Malu banget. "Habis, warna angkotnya sama-sama hijau. Aku pikir ini angkot ke rumahku," Rachi berusaha memberi alasan agar dirinya tak terlihat konyol.
"Kamu ngelamun aja, sih."
"Aku enggak tahu daerah ini, lagi..."
"Tenang aja, aku tahu, kok, jalurnya. Nanti aku aku kasih tahu." Adrian yang awalnya duduk berseberangan dengan Rachi, kemudian berpindah dan duduk di samping Rachi. "Enggak usah panik."
Rachi mengangguk. Ia berusaha tampil tenang di dekat cowok yang sebulan ini ia sukai. Rachi menyadari jika dirinya mulai salah tingkah.
"Kenapa diam? Di kelas, kamu biasanya cerewet."
Lagi-lagi Rachi hanya tersenyum. Ia mulai mati kutu.
Adrian yang saat itu tengah mendengarkan musik dengan mp3 player putih kesayangannya memberikan sebelah earphone yang awalnya menggantung di telinganya pada Rachi. "Coba dengerin..."
Rachi menerimanya, kemudian mendengarkan musik yang keluar dari earphone putih itu. Ia mendengarkan baik-baik. "Ini lagu apaan, ya?"
"Itu lagu soundtrack anime dan beberapa lagu Jepang. Kebetulan, aku suka nonton anime," Adrian menoleh ke arahnya. "Tadi, nilai Bahasa Jepang kamu kecil, ya?"