Dia, Perjalanan dan Mati Kutu

By Astri Soeparyono, Sabtu, 16 Maret 2013 | 16:00 WIB
Dia, Perjalanan dan Mati Kutu (Astri Soeparyono)

"Sombong amat lo, Chi."

"Karena seseorang yang dianggap kecil, pasti memiliki motivasi berlebih untuk menjadi besar..."

"Bicara lo kaya Neng Teguh."

"Neng Teguh? Neng Teguh siapa?"

"Masih satu angkatan sama Pak Mario Teguh!"

Terperangah, Adrian dan Rachi saling berpandangan dengan wajah menahan tawa. Pagi itu pun, diakhiri dengan aura melawak Rita yang membuat suasana menjadi sangat berwarna.

**

"Makasih, ya..." Rachi menggaruk kepalanya yang tak gatal. Wajahnya memerah. "Seminggu ini, kamu sangat membantu."

Adrian mengangguk.

Seperti biasa, Rachi selalu merasa mati kutu saat di dekat Adrian seperti saat ia menghadapi pelajaran Bahasa Jepang.

"Rachi...."

"Ya?"

"Mau naik angkot yang salah lagi denganku?"

"Heh?"

"Saat seseorang menyukai sesuatu, maka ia akan mencoba memahaminya." Adrian menatap Rachi dengan wajah luar biasa gugup. "Bolehkah, aku mencoba memahamimu?"

Untuk kesekian kalinya, Rachi dibuat mati kutu oleh Adrian

Kisah siang itu, pasti dapat ditebak jalurnya akan ke mana. Bukan menuju angkot yang salah lagi. Tetapi, menuju saat Rachi mengalami mati kutu. Tetapi, suasana mati kutu kali ini membuat hati seorang Rachi begitu hidup.

***

(oleh: N. Ratna, foto: imgfave.com)