Dia, Perjalanan dan Mati Kutu

By Astri Soeparyono, Sabtu, 16 Maret 2013 | 16:00 WIB
Dia, Perjalanan dan Mati Kutu (Astri Soeparyono)

Mati kutu lagi. Rachi tertunduk malu. "Iya..."

"Hmm... gimana, kamu suka musiknya?"

"Aku suka. Tapi aku enggak ngerti."

"Enggak apa-apa. Kalau kamu mulai suka, pasti kamu mencoba memahami isi lagunya."

Rachi mengangguk masih dengan wajah gugupnya.

"Nih!" Adrian memberikan sebelah lagi earphone-nya, "Bawa aja, biar kamu bisa belajar lagi. Jangan terlalu rumit, mulai dari cari arti tiap judul lagunya. Selanjutnya, tiap kata yang kamu dengar, coba cari di kamus."

Merah. Pipi Rachi merona. Cowok yang terkenal pendiam, ternyata ramah sekali padanya. Itu semakin membuat Rachi mengaguminya.

"Berhenti di depan, Pak!" Adrian sedikit berteriak pada supir angkot. "Ayo..." ajaknya ramah kepada Rachi.

Rachi dan Adrian berdiri di pinggir jalan di antara hilir mudik kendaraan di hadapan mereka.

"Kamu tinggal naik angkot itu," Adrian menunjuk salah satu angkot di seberang sana, "itu angkot ke rumah kamu 'kan?"

Rachi terdiam. Dia hanya menatapi jalanan yang sesak oleh kendaraan.

"Kenapa?"