Curhat Cewek di Balik Kesuksesan Trademark Market, yang Awalnya Enggak Punya Pengalaman di Bidang EO

By Debora Gracia, Selasa, 4 Juli 2017 | 14:45 WIB
Curhat Cewek di Balik Kesuksesan Trademark Market, yang Awalnya Enggak Punya Pengalaman di Bidang EO (Debora Gracia)

Saira Nisar, cewek yang lahir 8 April 1985 ini enggak pernah kepikiran kalau dia akan berkecimpung dalam dunia event organizer dan harus menangani event yang besar di Bandung.

Tapi ternyata passion-nya dalam fashion membawa dia untuk menjadi pendiri dan direktur dari Trademark Market, dan juga pendiri Taste Market.

Trademark Market adalah event yang dilakukan setiap tahun, pertama kali diadakan tahun 2011 di Paris Van Java, Bandung, menjadi batu loncatan untuk mendukung brand-brand local yang keren dan punya segudang kreatifitas.

Membuat event sebesar Trademark Market, yang paling enggak ada 50ribu pengunjung yang datang dalam 4 hari, bukan hal yang gampang. Sebagai pendiri Trademark Market, Saira bercerita tentang perjuangannya dan konsistensinya untuk menjaga agar tujuan Trademark Market tetap tersampaikan dengan baik.

Yaitu untuk mensejahterakan orang lain, menjadi wadah untuk mendukung brand lokal, dan semakin mengembangkan perekonomian di Indonesia.

Ketika muncul idenya untuk membuat Trademark Market, Saira enggak punya pengalaman apa pun berkaitan dengan Event Organizer. Modal nekat dan kemauan yang keras, Saira akhirnya bisa mewujudkan impiannya. Kepada Cewekbanget.id, Saira bercerita tentang pengalaman mewujudkan Trademark Market pertama kali tahun 2011.

“Dulu aku sekolah fashion design di La Salle College Indonesia, karena memang suka banget fashion. Sampai akhirnya suatu hari aku melihat sebuah brand tas yang kreatif dan lucu banget di Jakarta, tapi setelah aku cari tahu brand tersebut asalnya dari Bandung.

Ketika aku ke Bandung, aku kesulitan untuk mencari brand tersebut, akhirnya aku tahu masalahnya adalah enggak ada yang mewadahi untuk brand lokal tersebut dikenal orang banyak.

Akhirnya muncul ide untuk membuat sebuah acara besar, yang isinya adalah para brand lokal untuk bisa memasarkan karya mereka agar lebih dikenal masyarakat luas.

Aku bukan orang EO, enggak punya pengalaman apa pun di bidang EO, dan enggak pernah terpikirkan untuk jadi seorang entrepreneur.

Yang aku lakukan dulu itu nekat, tapi ya nekat yang mikir juga. Aku berusaha keras untuk mewujudkan Trademark Market ini hingga jadi kenyataan.