4 Alasan Orang Mencoba Bunuh Diri & 4 Alasan Untuk Enggak Melakukannya Berdasarkan Curhat Penyintas

By Natalia Simanjuntak, Jumat, 21 Juli 2017 | 02:30 WIB
foto: salon.com (Natalia Simanjuntak)

Masalah percobaan bunuh diri emang bukan masalah yang bisa kita sepelekan.

Faktanya, di negara kita sendiri, setiap jamnya ada satu orang yang kehilangan nyawa karena bunuh diri.

Dan menurut WHO, kasus bunuh diri di sejumlah negara merupakan penyebab kematian nomor dua pada kalangan remaja berusia 15 hingga 29 tahun.

Tentu aja data ini sangat mengkhawatirkan, karena ternyata banyak sekali anak muda yang mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Terkadang, hidup emang terasa enggak adil dan menyebalkan, tapi bukan berarti bunuh diri jadi satu-satunya jalan keluar yang bisa kita tempuh.

Ini 4 alasan untuk enggak bunuh diri dari orang yang pernah mencoba melakukannya (atas permintaan narasumber, nama-nama yang kami cantumkan bukan nama sebenarnya).

(Baca juga: Curhat Cewek yang Pernah Mencoba untuk Bunuh Diri)

“Kenapa dulu gue pernah memutuskan untuk bunuh diri? Karena saat itu gue melakukan satu kesalahan besar yang bikin malu keluarga besar gue.

It’s scary to face life.

Gue udah bikin nama baik keluarga gue hancur, gue bikin Bokap gue nangis, gue enggak bisa maafin diri gue sendiri karena itu.

Makanya, pas itu gue berpikir untuk nyudahin semuanya aja.

Tapi, gue bersyukur enggak jadi ngelakuin itu semua karena besoknya

Bahkan Bokap yang sempet nangis pun meluk gue dan bilang kalau gue harus tetap semangat.

I felt lost, but I am glad I kept doing.”

(5 Alasan Kita Enggak Boleh Bunuh Diri Seberat Apapun Masalahnya, klik di sini.)

It may sound cheesy sih sekarang.

Tapi gue pernah hampir ngakhirin hidup gue karena putus cinta.

Gue udah lumayan lama pacaran sama pasangan gue saat itu, tapi akhirnya mesti putus karena orangtua yang enggak setuju.

Gue bener-bener ngerasa stress deh pas itu.

Proses buat ngejalanin hari tanpa dia terasa susah karena udah banyak kenangan yang kita lewatin.

Berminggu-minggu gue kehilangan nafsu makan dan enggak fokus ngerjain apa-apa.

Walaupun gue enggak tahu kapan dan gimana, tapi gue berusaha ngeyakinin diri buat nahan semua rasa sakit ini, sampai akhirnya nanti enggak terlalu kerasa sakit lagi.

Walaupun perlu waktu berbulan-bulan, tapi buktinya gue bisa pulih lagi.

Mungkin ada beberapa saat ingatan gue kembali ke masa itu, tapi sekarang gue udah bisa lebih kuat ngadepinnya.”

(Baca juga: Alasan Kenapa Mengumbar Masalah Percintaan di Medsos Itu Enggak Keren)