Penelitian tersebut mengungkapkan, partisipan kurus mempunyai gen terkait obesitas lebih sedikit ketimbang lainya.
Tapi perlu diketahui juga girls, berat badan enggak cuma ditentukan oleh gen aja, kok.
"Kami tidak menemukan gen yang secara eksklusif melindungi dari obesitas atau membuat seseorang rentan obesitas," kata Barroso.
Kecenderungan untuk menambah serta mempertahankan berat badan dipengaruhi oleh banyak faktor di luar kendali diri.
"Namun, seseorang yang cepat bertambah berat badannya bukan berarti dirinya kurang mengontrol diri. Penilaiannya tidak sama antara satu orang dengan orang lain," kata dia.
Dikutip dari Live Science, Kathleen Melanson, seorang Profesor nutrisi dan ilmu makanan dari University of Rhode Island, menjelaskan kondisi tersebt disebabkan oleh banyak faktor.
"Ada faktor genetik, nutrisi, dan perilaku. Ketiga faktor ini bersifat relatif pada tiap individu, sehingga hasilnya pun berbeda," ujar Melanson.
Baca Juga: Pantes Badan Enggak Singset, Ini 5 Kesalahan Olahraga yang Bikin Tubuh Jadi Susah Langsing!
Satu di antara banyak faktor yang enggak mempunyai hubungan dengan tipe tubuh, metabolisme, atau genetik adalah persepsi.
Melanson menjelaskan, orang yang terlihat makan lebih banyak tanpa bertambah berat badannya, sebenarnya dia enggak makan lebih banyak dari diri kita sendiri.
Sebagai contoh, ketika ada orang makan es krim tiap hari mungkin mengurangi konsumsi karbohidrat pada makanan lainnya.
“Terkadang jika Anda menghitung asupan kalori mereka, orang-orang ini tidak makan lebih banyak dibanding Anda,” ujar Dr Frank Greenway, Chief Medical Officer di Pennington Biomedical Research Center.
Source | : | Grid Health |
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR