Sesuai ucapan Denis, aku menonton TV tepat pukul 6 sore. Rupanya sedang ditayangkan film kartun bertema keluarga berjudul Family Complex. Untunglah aku punya kacamata cadangan di rumah, jadi bisa leluasa menonton.
Sambil makan popcorn, aku menonton film kartun itu. Sebenarnya, aku pernah menonton film ini di laptop. Aku mendapatkan file filmnya dari Nia sepupuku. Tapi, menurutku tidak masalah menonton lagi.
Musik intro mengalun. Seorang anak laki-laki berlari melintasi halaman. Napasnya terengah. Tiba-tiba ia menoleh ke belakang saat mendengar seseorang meneriakkan namanya.
"Aku akan mengerjakannya nanti, Ayah!" seru anak laki-laki itu agak kesal.
Seketika aku terbatuk mendengarnya. Suara itu sangat familiar di telingaku. Tapi, bagaimana bisa? Tunggu sebentar...jangan-jangan...aku tercekat. Seketika aku meraih hapeku dan menekan nomor telepon seseorang.
"Kok bisa?!!" Aku kontan berteriak saat Denis mengangkat telepon.
"He-he-he, kamu sedang nonton ya? Sebenarnya, keluargaku berprofesi sebagai dubber. Ibuku sering menawariku untuk menjadi dubber. Katanya suaraku bagus, artikulasiku juga. Aku cuma butuh belajar agar terbiasa."
"WOW!"
"Family Complex ini film pertama di mana aku mengisi suara tokoh utamanya. Biasanya aku cuma mengisi suara tokoh figuran."
"Keren! Suaramu bagus! Enggak salah kalau ibumu mengajakmu jadi dubber."
"Terima kasih. Kamu orang pertama yang tahu kalau diam-diam aku berprofesi sebagai dubber."
Jantungku berdetak cepat saat mendengarnya. Apa aku boleh berharap kalau Denis menganggapku spesial?