"Yaaah.. ya udah, deh. Besok aja habis SIMAK UI. Tapi janji, ya. "Kara menatapku dengan tatapan penuh harap. Aku menggangguk sekenanya. Sebenarnya setelah SIMAK UI selesai aku mau langsung intensif UN. Waktu-waktu ini tidak bisa aku sia-siakan begitu saja. Jam demi jam sangat berarti bagiku, bagi semua teman seangkatanku. Waktu yang harus dipergunakan seefisien mungkin untuk belajar dan beristirahat.
"Padahal kan dulu kamu yang paling dket sama Ilouka. Sekarang diajak jenguk Ilouka aja susahnya minta ampun." Kara melanjutkan ucapannya saat masih bertopang dagu.
"nggak jenguk kan bukan berarti udah enggak deket lagi. Aku Cuma mau focus tes dulu. Iya, iya, besok aku janji bakal jenguk dia. Toh tinggal 24 jam lagi. Ilouka enggak bakal ke mana-mana ini kan..." Aku menjawab enteng komentar Kara yang sebenarnya menyentuh hatiku. Apa aku salah karma terlalu focus dengan cita-citaku ini?
"Pokoknya pulang sekolah ini aku mau bikinin cokelat kesukaan Ilouka. Kamu mau ikut bikin enggak?" Kara lagi-lagi menawarkan ide yang menurutku sangat aneh dan berlebihan. Oi,oi, besok itu tes seleksi UI!
"Enggak dh, Kar..Besok aku beli buah aja untuk Ilouka. "Aku mencoba menolak keinginan Kara sehalus mungkin. Ya,Ya.. aku memang egois kali ini. Tapi keegoisan aku ini akan menentukan kehidupanku selanjutnya.
Ucapanku terhenti saat guru fisika datang dan siap memberikan materi pelajaran.
Jam demi jam berlalu. Menit datang berganti. Satu hari menuju tes seleksi perguruan tinggi yang kuinginkan. Aku akan berlari sekencang mungkin agar bisa mencapai tujuanku. Semua mimpi dan harapan yang kugantungkan tinggi-tinggi.
***
2 jam, 19 menit, 33 detik menuju tes seleksi masuk UI
Jam masih menunjukkan pukul lima kurang, aku bangun dengan mata yang rasanya habis ditonjok puluhan preman. Kalau melihat pantulan diri di kaca pasti aku akan prihatin dengan keadaanku sendiri. Lingkaran hitam di bawah mata, rambut awut-awutan serta muka berminyak. Hasil maksimal akibat begadang sampai jam dua pgi demi belajar IPA terpadu. Aku mengucek-ngucek mata yang sebenarnya tidak gatal. Hanya reflek pribadi yang mesti dilakukan saat bangun tidur.
Buku-buku bertebaran di seluruh tempat tidur dan lantai kamarku.
Ya ampu. Hari ini SIMAK UI! Sebenarnya aku mendapat tempat tes yang sangat dekat dengan rumah, tapi tetap saja aku mesti segera bersiap. Dengan sigap aku melompat dari tempat tidur dan mengikat rambut awut-awutanku.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR