Ketika menjadi mahasiswa, salah satu hal yang terpikirkan ketika mendengar kata asisten dosen atau asdos adalah: keren!
Gimana enggak? Selain karena enggak semua mahasiswa bisa menjadi asdos, asdos memang identik dengan mahasiswa super pintar dan bertanggung jawab sehingga dipercaya oleh dosen sebagai asistennya.
Apalagi ada beberapa keuntungan yang kita dapatkan ketika menjadi asdos, seperti bisa menambah uang jajan, menambah kenalan dengan adik kelas dan juga kamu bisa mengulang kembali materi-materi di perkuliahan yang sudah pernah kamu ambil.
Namun dibalik kata ‘keren‘ itu, ternyata menjadi asisten dosen itu juga enggak gampang, lho.
Nah, biar makin tahu apa sih tugas dari asdos dan apa sih suka-dukanya saat menjadi asdos, yuk kenalan dengan asdos dari jurusan psikologi Universitas Atma Jaya Jakarta, Jessica Putri Wijaya (21).
(Baca juga: Cerita Mahasiswa Kedokteran tentang Suka Duka Kuliah di Jurusan Kedokteran)
Halo, Jess! Udah berapa lama kamu menjadi asdos dan jadi asdos di mata kuliah apa nih?
Aku udah jadi asdos dari semester semester 6 sampai sekarang aku udah di semester 7.
Mata kuliah yang aku asdosin namanya mata kuliah psikologi eksperimen.
(Baca juga: Begini Pengakuan Mahasiswa Soal Kuliah di Unika Atma Jaya)
Awalnya kenapa kamu tertarik untuk menjadi asdos?
Hmm... kenapa aku tertarik jadi asdos karena sebelumnya aku pernah punya pengalaman diajar oleh asdos yang enak dan yang enggak enak.
Pas diajar sama asdos yang enggak enak itu rasanya enggak membantu dan jadinya nyusahin matkul itu.
Jadi ya sejak saat itu aku pengin bantu mahasiswa lain yang belajar matkul tersebut.
Selain itu, aku juga dimintai tolong sama dosenku, mungkin karena itu aku jadi tambah pede untuk jadi asdos.
Menjadi asdos itu tugasnya apa aja?
Biasanya beda dan beragam untuk setiap mata kuliah, tergantung wewenang yang dikasih oleh dosennya dan sistem yang berbeda di mata kuliah tertentu.
Untuk di mata kuliah psikologi eksperimen ini, aku biasanya ngasih feedback proposal dan laporan penelitian eksperimen yang dibuat mahasiswa, membantu mengurus birokrasi dan administrasi kelas ke sekretariat, dan ngajar materi juga, lebih tepatnya sih memperjelas materi yang udah diajar dosen di kelas.
Biasanya feedback yang aku kasih itu jadi masukan untuk penelitian mereka, misalnya fenomena yang diangkat kurang dalam atau topiknya yang kurang cocok dengan fenomenanya.
Selain itu aku juga jadi jembatan komunikasi dosen dan mahasiswa, ngasih penilaian ke tugas-tugas, uts dan uas bareng dosennya, dan bikin soal untuk kuis deh.
Gimana sih caranya jadi asdos? Nilainya harus bagus-bagus ya?
Yang pasti adalah harus lulus matkulnya, minimal nilainya B, tapi enggak cuma matkul yang akan diajar aja, matkul lain yang bersangkutan juga harus lulus.
Contohnya kan aku mau jadi asdos di matkul psikologi eksperimen, selain harus lulus di matkul itu, aku juga harus lulus di matkul statistik.
Selain nilai, biasanya dicari mahasiswa yang bisa berkomunikasi dengan lancar terutama karena di matkul psikologi esperimen ini harus bisa ngasih feedback ke mahasiswa jadinya dicari yang enggak kesulitan untuk menyampaikan ide.
Kadang-kadang juga ada pertimbangan lain dari dosen masing-masing.
Siapa saja yang bisa menjadi asdos?
Pendaftaran jadi asdos itu dibuka bebas untuk siapa aja yang ingin menjadi asdos.
Tinggal kumpulin CV dan nanti akan ada proses seleksi.
Ada juga beberapa dosen yang nawarin ke mahasiswanya langsung yang dirasa mampu untuk menjadi asdos.
Dan biasanya jadi asdos itu udah bisa dimulai saat di semester 3 karena kalau di kampusku, semester-semester awal juga udah ada yang pakai asdos. Tapi balik lagi ke syarat yang pasti matkul yang akan diajar itu udah harus lulus.
Apa suka-dukanya saat menjadi asdos?
Senangnya karena aku bisa belajar lebih dalam lagi tentang matkulnya, terus bisa lebih kenal dengan banyak dosen dan junior.
Apalagi aku juga jadi ikut bangga kalau mahasiswa yang aku asdosin hasil penelitian mereka bagus dan bener-bener jadi paham dengan materinya.
Oh iya, aku juga bisa nambah uang jajan he-he-he.
Kalau untuk dukanya mungkin aku harus atur waktu dengan tugas kuliahku yang lain dan tuntutan mahasiswa yang terlalu banyak ke asdos padahal asdos enggak bisa segitu interventif karena nanti mahasiswanya enggak jadi belajar.
Selain itu ada juga mahasiswa yang sikapnya jelek seperti bandel di kelas, sering enggak masuk, enggak mau dibantu dan memaksa.
Biasanya aku masih baik-baik dan nasihatin. Tapi lama-lama kalau udah makin keterlaluan, biasanya aku konsultasi dengan dosennya dan ditegasin tentang aturan main di matkul itu.
Dan kebetulan karena dosennya sangat sibuk, kadang aku jadi susah komunikasi dengan dosennya.
(Baca juga: 5 Tips Jadi Mahasiswa Aktif dan Berprestasi di Bidang Akademik dan Non-Akademik)
Gimana, girls. Tertarik untuk jadi asisten dosen ketika udah kuliah nanti?
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR