Menurut World Education Ranking, Indonesia menempati urutan ke-57 dari 65 negara dalam hal pendidikan. Sedangkan dalam hal kualitas pendidikan, Indonesia ada di urutan 69 dari 127 di dunia berdasarkan data Education for All (EFO) yang dikeluarkan oleh UNESCO.
Hal ini lah yang menginspirasi Tria Divinity Malengsang (21), untuk menggagas ‘Pasar Pustaka’.
Bersama Program Putri Sulamit “Berarti Lewat Hati”, Tria membangun tempat membaca untuk anak-anak kurang mampu di Pasar Karombasan, Manado, Sulawesi Utara.
(Baca juga: Cewek Menabrakkan Diri ke Kereta Akibat Depresi. Lakukan Ini untuk Membantu Teman yang Punya Pikiran Bunuh Diri)
Putri Sulamit Sulawesi Utara mendirikan ‘Pasar Pustaka’
Tria merupakan Putri Sulamit Sulawesi Utara yang memiliki passion dalam bidang pendidikan anak-anak. Awalnya dia menyadari bahwa anak-anak di daerah pasar di Manado enggak memiliki kegiatan setelah mereka pulang sekolah, sehingga banyak dari mereka yang malah menggunakan waktu senggangnya untuk melakukan hal-hal yang kurang baik.
“Aku sering melewati pasar saat mau berangkat ke kampus, sehingga aku jadi merasa tergerak ketika melihat anak-anak yang enggak memiliki kegiatan positif setelah pulang sekolah.
Aku pengin menyentuh anak-anak secara langsung, jadi terpikirlah untuk membentuk ‘Pasar Pustaka’ ini,” ujar Tria saat ditemui oleh Cewekbanget.id.
(Baca juga: 40% Kasus Kekerasan Seksual Dibungkam dan Terhenti di Tengah Jalan. Salah Siapa?)
Awalnya susah mengajar anak-anak
Anak-anak yang diajar Tria berusia 6-11 tahun, dengan jumlah sekitar 30 orang. Dia mengajar setiap Selasa dan Kamis, pukul 2 sampai 5 sore.
Dengan berbagai kelakuan dan kenakalan anak-anak, tentunya enggak mudah untuk mengajar mereka. Hal itu pun dialami oleh Tria.
Tria mengajar bahasa Inggris, sedangkan ada seorang ibu yang biasa dipanggil Bunda Dede yang membantu mengajar pengetahuan umum.
“Mereka awalnya malu-malu dan susah diajar Bahasa Inggris, karena mereka emang enggak suka sama bahasa Inggris dan matematika.
Anak-anak ini juga sulit konsentrasi, kalau satu anak udah ngajak main, semuanya langsung ikutan.
Tapi lama kelamaan, setelah belajarnya dibikin fun, seperti sambil bernyanyi, mereka mulai menikmati belajar bahasa Inggris,” cerita cewek yang tengah menempuh pendidikan Sastra Inggris di Universitas Sam Ratulangi ini.
Dia sengaja memilih pasar karena menganggap bahwa pasar adalah tempat umum yang menjadi pusat untuk berbagai macam masyarakat untuk berinteraksi.
Keadaan kelas yang kecil dan pasar yang kotor kadang menjadi hambatan dalam mengajar, namun Tria dan anak-anak yang dia ajar enggak pernah mengeluh.
(Baca juga: Duel Gladiator & Kasus Kekerasan di Sekolah yang Terus Meningkat. Kenapa Ini Bisa Terjadi?)
Bikin perpustakaan
Sesuai dengan namanya, ‘Pasar Pustaka’ enggak hanya menjadi tempat belajar dan mengajar, namun juga tempat membaca.
Tria mendapatkan berbagai sumbangan buku dari donatur di seluruh Indonesia.
Dia juga menaruh kotak-kotak kardus si kantor dan kampus agar orang-orang bisa menyumbangkan buku mereka dengan lebih mudah.
Tria mengaku bahwa keinginannya untuk mengajar datang dari sang ibu.
“Mama adalah guru di SD dan SMP. Aku terinspirasi dari ketulusan Mama dan passion-nya untuk mengajar dan melakukan segala sesuatu dari hati.”
Saat ini Tria berharap bisa mengembangkan ‘Pasar Pustaka’ ke beberapa pasar lainnya di Manado. Semangat terus ya Tria!
(Baca juga: Punya Media Sosial Tuh Sebenarnya Penting Enggak Sih?)
Apa sih Putri Sulamit?
Putri Sulamit adalah program sosial yang memiliki visi dan misi untuk mewujudkan mimpi cewek Indonesia yang berguna untuk masyarakat, juga menjadi inspirasi kepada seluruh cewek Indonesia.
“Setiap wanita tuh cantik, unik, dan memiliki potensinya masing-masing. Sayangnya mereka banyak yang rendah diri dan merasa enggak mampu mewujudkan mimpinya.
Program Putri Sulamit ada untuk mengembangkan passion, serta mendukung mimpi mereka yang dapat membawa perubahan positif dan dampak sosial bagi masyarakat Indonesia,” jelas Yohana Limarno, founder Putri Sulamit, saat ditemui dalam acara Media Gathering Putri Sulamit Sulawesi Utara Pasar Pustaka, di Manado, Kamis, 12 Oktober lalu.
Pada April lalu, Putri Sulamit telah mengadakan project 'Deaf Talk' bersama Putri Sulamit Bali, A.A. Istri Putri Dwi Jayanti yang mendukung komunitas Tuli di Bali bersama dengan Bali Deaf Community.
Program 'Deaf Talk' memiliki tujuan agar komunitas Tuli di Bali dapat terus berkarya dengan keterbatasan yang dimiliki dan project tersebut masih terus berjalan dan berkembang.
(Baca juga: 22% Pelajar Indonesia Menggunakan Narkoba. Kenapa Banyak Remaja Pakai Narkoba?)
Beda dengan ajang putri lainnya
Berbeda dengan beauty pageant biasa, Putri Sulamit fokus pada aksi sosial setiap putrinya.
Program Putri Sulamit dimulai pada bulan Desember 2016 dengan membentuk tim khusus yang memiliki misi untuk menemukan para cewek yang memiliki hati mulia dan kepedulian yang tinggi terhadap sesama.
Sampai saat ini, tim Putri Sulamit telah mendapatkan 7 perwakilan wanita dari 7 kota-kota besar di Indonesia.
Para Putri Sulamit ini dibina dan diberikan bimbingan untuk mengembangkan potensi diri, pelatihan project management, dan menjaga penampilan agar dapat membantu mereka lebih percaya diri dalam menciptakan project yang nyata.
Kedepannya, para Putri Sulamit ini akan kembali menjalankan dan mengembangkan program-programnya, begitu pula dengan 5 Putri Sulamit lainnya.
Untuk tahu lebih lanjut tentang Putri Sulamit, kita bisa kunjungi www.putrisulamit.com atau ke Instagram mereka di @putrisulamit.
(Baca juga: Konsumsi 7 Makanan Ini Agar Bisa Fokus dan Konsentrasi Saat Belajar!)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR