Girls, apakah kamu cering mencukur habis bulu di vagina? Mungkin kita merasanya jadi lebih bersih ya kalau mencukur bulu vagina, tapi sesungguhnya bulu vagina punya fungsinya lho dan ini penting banget untuk kita ketahui.
Dilansir dari laman theguardian.com, beberapa teori sosiologi menyimpulkan kalau pencukuran bulu vagina dilakukan karena tradisi dari cewek-cewek yang suka pakai bikini yang banyak ditunjukan oleh public figure sehingga masyarakat yang melihatnya jadi ‘tersugesti’ ikutan untuk mencukur bulu vagina.
Ternyata ketika mencukur atau menghilangkan bulu rambut di vagina, maka akan menyebabkan adanya iritasi dan folikl rambut yang tertinggal bisa menyebabkan luka terbuka yang sangat kecil.
Bukannya mendapatkan vagina yang mulus, malah jadi adanya iritasi pada area yang dicukur. Dan karena iritasi ini berada di tempat vagina yang hangat, maka akan menjadi tempat yang dihuni oleh beberapa bakteri, seperti Streptococcus Gurp A, Staphylococcus Aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus Aureus (MRSA).
(Baca juga : 6 Fakta Kutu Kemaluan yang Menyebabkan Gatal Berlebihan di Rambut Vagina)
Dilansir dari laman livestrong.com, ini lah 5 fungsi bulu vagina yang mungkin enggak kamu ketahui.
Sebagai Bentuk dari Proses Kematangan Seksual (Pubertas)
Manusia enggak mulai tumbuh rambut kemaluan jika dia belum memasuki masa pubertas. Nah tumbuhnya bulu vagina ini bisa jadi tanda kalau kita lagi memasuki masa pubertas menurut Robin Weiis dari University Collefe London.
Pengumpulan dari Pengeluaran Feromon (zat kimia yang mengatur perilaku seks)
Menurut Health Sciences di Columbia University, kelenjar aprocrine mengeluarkan zat tak berbau yang bercampur dengan bakteri dari minyak yang dikeluarkan oleh kelenjar sebaceous, dan hasilnya akan membuat zat yang mungkin berbau dan mungkin juga tidak berbau.
Nah feromon ini terjebak dalam rambut di vagina, dan ada juga di rambut ketiak, di mana mereka dapat meningkatkan kesadaran seksual pada orang lain ketika berhubungan intim.
(Baca juga : 6 Hal Aneh Kita Rasakan Pada Vagina Yang Ternyata Sangat Normal)
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR