Aku tidak bodoh sehingga tidak bisa membedakan mana tindakan menyemangati dan mana yang melecehkan. Hal yang dialami temanku dan aku sendiri jelas-jelas adalah pelecehan seksual.
Aku sangat takut untuk bicara dan sekarang pun aku masih ketakutan, tapi kalau kontroversi ini dibiarkan, akan ada banyak korban lainnya yang hidup dalam ketakutan seperti aku. Itulah mengapa aku mengumpulkan keberanian untuk menulis postingan ini.
(Baca juga: Hollywood dan pelecehan seksual. Kenapa banyak korban memilih diam?)
Di 2013, ketika aku masuk kuliah, senior-senior mengingatkan untuk berhati-hati kepada Professor Jo Min Ki. Tindakannya yang melakukan pelecehan seksual merupakan rahasia umum di departemen kami.
Namun, bagi mahasiswa teater yang ingin menjadi aktris, Profesor Jo Min Ki memegang banyak kekuatan dan tidak ada yang bisa melaporkannya. Dia adalah ‘raja’ di kampus kami karena dia seorang selebriti dan aktor yang sukses.
Profesor Jo Min Ki memiliki officetel (kantor sekaligus tempat tinggal) di dekat kampus. Ketika dia mengajar beberapa kali seminggu, dia selalu memanggil mahasiswa perempuan untuk datang ke officetel itu setiap minggu. Kami tidak bisa menolaknya karena dia bilang akan mendiskusikan akting dan audisi. Jadi, kami pun datang ke sana dan minum bersamanya.
Orang-orang selalu bertanya, kenapa kami tidak menolak atau menghindari situasi ini, tapi jika kami menolak, dia akan terus memanggil kami, atau para senior, dan teman kami. Kami tidak punya pilihan lain. Karena tidak ingin pergi sendiri, kami sering minta ditemani oleh teman. Pergi bersama teman adalah solusi satu-satunya.
Ketika aku dan temanku sampai di officetel, dia meminta kami menginap. Kami bilang akan pulang ke rumah, tapi dia tetap memaksa dan akhirnya menyuruh kami siap-siap untuk tidur. Dia bahkan memberikan kami sikap gigi dan pakaian ganti.
Aku dan temanku pergi ke kamar mandi dan tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Kami menutup pintu dan memastikan dia tidak bisa mendengar kami. Kami tidak tahu cara kabur dari situasi ini. Ketika kami keluar dari kamar mandi, Profesor Jo Min Ki mendorong kami ke tempat tidur. Kami menolak tapi dia begitu kuat.
Dia lalu menindihku dan bilang, ‘ini mahal’ sambil mengusapkan lotion ke wajahku. Aku merasa tidak berdaya dan tidak bersuara apa-apa karena otakku mendadak kosong. Setelah itu, dia berbaring di antara aku dan temanku. Dia mengusap lengan kami, memandangi wajah kami, dan merangkul pinggang kami. Aku menggigil setiap kali dia melakukan itu, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku tetap terjaga, menunggu dia hingga tertidur. Aku bernapas pelan agar dia tidak terbangun. Menjelang pagi, aku dan temanku diam-diam meninggalkan officetel itu dan pulang ke rumah. Aku tidak bisa tidur malam itu.
(Baca juga: 7 seleb Korea yang pernah mengalami pelecehan seksual)
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR