Suatu waktu, Profesor Jo Min Ki kembali memanggilku untuk ke officetel dia, jadi aku pergi dengan pacarku. Karena pacarku punya toleransi rendah terhadap alkohol, dia langsung ketiduran. Aku takut akan terjadi sesuatu dan tidak ada yang bisa menolongku. Profesor Jo Min Ki mulai bicara soal hubungan seksualku dengan pacarku, bertanya ‘bagaimana rasanya?’ dan ‘berapa kali kalian melakukannya seminggu?’ Aku merasa malu dan hanya bisa memaksakan diri untuk tertawa.
Aku mengingatkan diriku untuk tidak mabuk. Setelah beberapa saat, Profesor Jo Min Ki mulai mabuk dan bersiap-siap tidur. Aku mencoba membangunkan pacarku, tapi dia tidak bisa bangun. Profesor Jo Min Ki memintaku untuk menghampirinya di tempat tidur dan menyentuh dadaku. Ketika aku kaget, dia hanya tertawa dan bilang, ‘jauh lebih kecil dibanding pikiranku.’ Aku sangat marah dan menarik pacarku keluar dari sana. Ketika aku bertemu Profesor Jo Min ke besoknya di kampus, dia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
Bahkan setelah itu, seniorku dan aku masih sering dipanggil berkali-kali. Profesor Jo Min Ki memaksa kami mabuk, dan salah satu seniorku sampai mabuk sehingga tidak sadarkan diri. Dia dibawa ke tempat tidur dan menyuruh kami pergi. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi jadi aku menariknya paksa keluar dari sana. Sejak saat itu, Profesor Jo Min Ki sering menyudutkanku dan mencoba mempermalukanku di depan kelas.
(Baca juga: Banyak korban pelecehan seksual yang tidak berdaya sehingga butuh waktu lama untuk terungkap)
Setiap kali orang di departemen kami makan malam di luar, dia pasti akan mengganggu mahasiswa di sebelahnya, menyentuh paha, punggung, dan wajah.
Di 2014, ketika mahasiswa di departemen kami pergi karaokeran, Profesor Jo Min Ki menyebutkan kalau dia hanya memeluk mereka untuk menyemangati. Namun, dia menyuruh mahasiswi untuk menari dan menyentuh dadanya.
Kami mengawasinya tapi dia bersikap ini bukan masalah besar. Salah seorang mahasiswa sedang duduk ketika dia tiba-tiba menyentuh kakinya dan mengangkat kaosnya. Dia bahkan mendorong mahasiswi lain hingga terdesak ke dinding dan melakukan gerakan yang seksual.
Kami umumnya berusia 21 dan 22 tahun. Kami tidak bisa membiarkan ini lagi jadi kami pergi ke kamar mandi dan menelepon salah seorang senior. Kami baru bisa pergi setelah senior datang. Namun, ketika mengucapkan selamat tinggal, dia meraih wajahku dan mencium bibirku.
Profesor Jo Min Ki sudah banyak melakukan tindakan pelecehan kepada siswa dan dia pun melakukan banyak hal kepada orang lain. Setiap kali aku mencoba menceritakan masalah ini, mereka membuatku seolah-olah ini salahku.
Namun sekarang aku tahu ini bukan salahku. Temanku sudah mengalami banyak luka dan tidak seharusnya disalahkan. Korban tidak seharusnya tinggal diam, dan pelaku tidak seharusnya dilindungi.”
(Baca juga: Larry Nassar dihukum 175 tahun karena kekerasan seksual terhadap anak. Ini 5 hal yang bisa dipelajari)
Jo Min Ki sendiri akhirnya mundur dari drama yang akan dibintanginya. Dan kasus ini membuka mata kita kalau di balik sisi gemerlap industri entertainment, ada tindakan seperti ini.
Sebelumnya, aktor senior Jo Deok Jae dilaporkan karena melakukan pelecehan seksual ketika syuting. Ironisnya, dia membantah sudah melakukannya, sekalipun pengadilan menyatakannya bersalah dan dihukum satu tahun penjara dengan dua tahun percobaan, dan 40 jam konseling di Oktober 2017.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR