Kata Ahli Soal Olahraga Ringan dapat Kurangi Risiko Sleep Apnea!

By Salsabila Putri Pertiwi, Jumat, 26 Juni 2020 | 12:05 WIB
Posisi tidur menghadap ke kanan (lifehacker.com.au)

CewekBanget.ID - Tentunya kita tahu dong, kalau olahraga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

Tapi kalau soal peningkatan aktivitas fisik yang dapat menurunkan risiko sleep apnea obstruktif, sudah tahu belum?

Begini kata ahli soal olahraga dapat mengurangi risiko sleep apnea tersebut!

Baca Juga: Atasi Insomnia Saat #DiRumahAja dengan 5 Cara Ini yang Bikin Ngantuk!

Sleep Apnea Obstruktif

Dilansir dari Kompas.com pada Kamis (25/6/2020), sleep apnea obstruktif adalah gangguan pernapasan yang berhubungan dengan tidur.

Hal itu terungkap dalam sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan secara online di dalam Journal of Clinical Sleep Medicine.

Hingga saat ini, penelitian tersebut merupakan penelitian terbesar yang difokuskan untuk mencari hubungan antara sleep apnea dan tingkat aktivitas fisik pada masyarakat umum.

Para peneliti meninjau data gaya hidup, medis, sosio-demografi, dan kesehatan tidur yang dikumpulkan dari sekitar 155.000 partisipan dalam Ontario Health Study.

Berdasarkan aktivitas fisik peserta yang memiliki atau enggak memiliki sleep apnea, terungkap bahwa peningkatan aktivitas fisik sederhana pun berkaitan dengan pengurangan pengembangan risiko sleep apnea hingga 10%.

Aktivitas Fisik Memengaruhi Sleep Apnea

Olahraga di kasur

Penulis senior dalam penelitian tersebut, yang juga profesor epidemiologi genetik di University of Adelaide, Lyle Palmer, menjelaskan bahwa hasil penelitian tersebut menyoroti pentingnya aktivitas fisik sebagai tindakan pencegahan terhadap pengembangan sleep apnea.

"Satu penemuan mengejutkan adalah bahwa tidak hanya aktivitas fisik yang kuat, tetapi sekadar berjalan kaki saja ternyata berkaitan dengan penurunan risiko sleep apnea," ungkapnya seperti dilansir Kompas.com dari Eurekalert.org.

Intensitas olahraga ternyata juga memberikan dampak lebih, lho!

Ditemukan bahwa menambah 20 menit durasi jalan kaki setiap hari, dan meningkatkan olahraga berat hingga delapan menit, cukup untuk menurunkan risiko tersebut menjadi lebih rendah.

Temuan ini enggak tergantung pada faktor risiko sleep apnea lainnya, seperti jenis kelamin, usia, etnis, dan obesitas.

Baca Juga: Sering Terjadi, Ternyata Inilah Penyebab Orang Bisa Meninggal Saat Sedang Tidur!

Jangan Remehkan Sleep Apnea

Selama ini, sleep apnea masih kerap disepelekan.

Padahal, sleep apnea yang enggak diobati berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, dan kondisi serius lainnya.

Bahkan, menurut Palmer, angka anak-anak dan orang dewasa yang mengalami sleep apnea kini terus meningkat.

Oleh karena itu, memahami faktor pelindung yang dapat dimodifikasi menjadi hal yang penting, salah satunya olahraga yang juga bermanfaat untuk kesehatan secara keseluruhan.

Baca Juga: Mendengkur Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung? Begini Faktanya!

Studi berbasis populasi tersebut didasarkan analisa data kuesioner awal dari 155.448 penduduk dewasa di Ontario, Kanada, yang terdiri dari 60% cewek dan 40% cowok berusia rata-rata 46 tahun dan sekitar 75% berkulit putih.

Dari jumlah tersebut, kira-kira 6.9% responden mengaku diberitahu oleh dokter bahwa mereka menderita sleep apnea, dan diketahui lebih banyak duduk -rata-rata 4,4 jam lebih per minggu daripada mereka yang enggak memiliki sleep apnea.

Akibat penelitian yang bersifat cross-sectional, para ilmuwan enggak dapat membuat kesimpulan temporal pada hubungan yang diamati antara aktivitas fisik dan sleep apnea, namun mereka melaporkan bahwa penelitian sebelumnya juga telah menyarankan untuk memperbanyak aktivitas fisik demi mengurangi keparahan sleep apnea.

Dalam komentar terkait yang juga diterbitkan sebagai makalah di situs yang sama, Dr. Joyce Lee-Iannotti dan Dr. James Parish meemberi pandangannya. 

Mereka menyebut, temuan penelitian ini memberikan opsi lain kepada dokter tidur untuk mengobati sleep apnea ringan hingga sedang, yang mungkin lebih menarik untuk diterapkan bagi para pasien. 

(*)