CewekBanget.ID - Makanan instan memang jadi penyelamat banget deh di kala kita lapar namun enggak punya banyak waktu untuk menyiapkan makanan.
Selain itu, makanan instan biasanya memiliki rasa yang sedap dan bisa bikin ketagihan. Bener enggak, girls?
Namun, kita harus membatasi mengonsumsi makan makanan instan, nih!
Selain itu, kita juga harus tahu bahan di dalam makanan instan yang ternyata bisa membahayakan kesehatan tubuh!
Baca Juga: 3 Cara Bikin Mie Instan Jadi Makanan yang Lebih Sehat. Cobain Yuk!
Mengutip Grid Health, sebagian besar makanan instan kemasan sarat dengan pemanis, garam, perasa buatan, lemak buatan pabrik, pewarna, bahan kimia yang mengubah tekstur, dan pengawet.
Proses pembuatan makanan instan kemasan, sering menghilangkan nutrisi alami yang dirancang oleh alam untuk melindungi jantung kita, seperti serat larut, antioksidan, dan lemak baik.
Sifat aditif makanan instan, bisa menjadi bencana kesehatan bila keseringan kita konsumsi.
Berikut ini beberapa bahan di dalam makanan instan yang perlu kita waspadai karena bisa membahayakan kesehatan!
1. Lemak trans
Lemak trans umum terdapat dalam kue kemasan seperti muffin, microwave popcorn, kerupuk, margarin dan cracker, juga di makanan cepat saji seperti kentang goreng.
Penelitian menunjukkan, lemak trans dua kali lebih berbahaya bagi jantung dibanding lemak jenuh, dan menyebabkan sekitar 30.000 sampai 100.000 kematian dini akibat penyakit jantung setiap tahun, lho!
Lemak trans lebih buruk bagi jantung daripada lemak jenuh karena meningkatkan kadar kolesterol "jahat" LDL dan menurunkan kolesterol "baik" HDL.
Hal ini memicu masalah ganda pada arteri. Lemak trans juga meningkatkan kadar lipoprotein dan trigliserida yang dapat menyumbat pembuluh darah arteri.
Periksa daftar label apakah ada kata-kata: "partially hydrogenated," "difraksinasi atau fractionated" dan "terhidrogenasi atau hydrogenated" (lemak yang sepenuhnya terhidrogenasi bukanlah ancaman bagi jantung, tetapi beberapa lemak trans yang disalahartikan sebagai lemak terhidrogenasi).
Makanan yang mengandung kata-kata ini, berarti mengandung lemak trans.
2. Garam
Tigaperempat garam atau sodium yang kita konsumsi setiap hari, enggak berasal dari garam di meja atau dapur.
Kita lebih banyak mengonsumsinya dari makanan instan atau makanan olahan, seperti sup instan, saus, mie instan dan lain sebagainya.
Baca Juga: Bukan Bumbu MSG, Ternyata Bagian Mie Instan Ini yang Bisa Memicu Kanker!
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menganjurkan konsumsi garam maksimal 5 g sehari.
Sedangkan berdasarkan data Susenas pada 2002, 2007, dan 2009 (Hardinsyah, 2011), rata-rata konsumsi garam penduduk Indonesia masing-masing adalah 6,3; 5,6; dan 5,7 gram per hari. Artinya lebih tinggi dibandingkan anjuran dari WHO, nih!
Bahkan diperkirakan data tersebut bersifat underestimate, karena belum termasuk visible salt yang dibubuhkan pada makanan jajanan dan instan, demikian kata BPOM RI.
Sebanyak 98% asupan sodium akan diserap di usus, dan kelebihannya akan disaring di ginjal, dan dikeluarkan melalui keringat dan urin.
Sayangnya, seiring dengan pertambahan usia, fungsi ginjal cenderung menurun. Akibatnya, kelebihan sodium menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Konsumsi garam yang berlebihan terkait erat dengan peningkatan risiko beberapa penyakit kronis, terutama tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung.
3. High fructose corn syrup
Coba periksa deh makanan-makanan atau minuman instan dalam kemasan yang dijual di supermarket dan lihat labelnya.
Kita dengan mudah menemukan makanan atau minuman yang mengandung high fructose corn syrup atau sirup jagung fruktosa tinggi.
Baca Juga: Bahaya! 5 Makanan Ini Enggak Disarankan Disimpan di Pintu Kulkas
Fruktosa enggak bisa secara langsung digunakan oleh tubuh menjadi sumber energi sebelum diubah dahulu menjadi glukosa.
Jadi, proses untuk memperoleh energi dari sukrosa harus melewati jalan yang lebih panjang dan memakai energi.
Dan ini cuma bisa terjadi di hati dan sel sperma. Mengonsumsi fruktosa secara berlebihan mengakibatkan terpicunya proses pembentukan lemak di hati yang selanjutnya akan dikeluarkan ke peredaran darah.
HFCS juga bertanggungjawab terhadap masalah kesehatan lain seperti kegemukan, kolesterol tinggi, masalah insulin, diabetes tipe-2, kerusakan hati, tekanan darah tinggi dan penyakit hati.
Untuk mengetahui apakah suatu makanan mengandung HFCS atau enggak, periksa apakah di kemasannya tertulis pemanis jagung, sirup jagung, atau sirup jagung tinggi fruktosa.
4. Biji-bijian olahan
Makanan yang terbuat dari biji-bijian olahan seperti roti putih atau pasta putih dapat meningkatkan risiko serangan jantung hingga 30%.
Masalahnya, awam sering tertipu oleh klaim seperti "dibuat dari tepung terigu" atau "tujuh jenis biji-bijian".
Jangan mudah tergoda dengan produk yang cuma ditabur serpihan gandum di permukaannya, sehingga seolah-olah terbuat dari gandum utuh.
Setidaknya sudah ada tujuh studi yang menunjukkan, bahwa cewek dan cowok yang makan gandum utuh memiliki risiko lebih rendah mengidap penyakit jantung sebesar 20 sampai 30%.
(*)
Baca Juga: Ternyata Susu Enggak Boleh Dicampur sama 4 Bahan Ini. Akibatnya Fatal!