Eric Ascher, dokter pengobatan keluarga di Rumah Sakit Lenox Hill New York mengatakan, "Stres diketahui meningkatkan kortisol, suatu hormon dalam tubuh, dan hormon ini diketahui meningkatkan kolesterol."
Stres menyebabkan otak memicu hormon adrenalin, yang disebut epinefrin, dan kortisol. Sebagai respons tubuh menghadapi stres.
Adrenalin yang meningkat, membuat detak jantung lebih cepat, merangsang pelepasan glukosa, dan asam lemak ke dalam aliran darah, serta mengirimkan darah ekstra ke otak.
Salah satu efek kortisol dan adrenalin adalah "hemokonsentrasi", yang membuat darah menjadi lebih pekat dan kurang encer. Itu menyebabkan kolesterol naik.
Stres kronis justru yang perlu dikhawatirkan, karena jenis ini yang berpengaruh banget terhadap kadar kolesterol jangka panjang.
Saat mengalami stres kronis, tubuh selalu berada pada sikap waspada. Menyebabkan hormon yang meningkat dalam situasi stres tetap tinggi.
Rangkaian respons fisiologis yang menyebabkan lonjakan kolesterol sesaat dalam situasi stres akut malah menjadi konstan, sehingga membuat kolesterol naik.
Trigliserida, lemak dalam darah, juga dapat meningkat karena gula tambahan yang dilepaskan ke aliran darah tidak digunakan.
Kelebihan energi ini, selanjutnya bakal disimpan oleh tubuh sebagai trigliserida.
Baca Juga: Enggak Selalu Menyehatkan, 7 Sayuran Ini Bisa Bikin Kolesterol Naik
Cara mengolah stres dengan baik
Melansir WebMD, jika kita enggak pengin kolesterol meningkat, maka kita perlu mempraktikkan cara pengelolaan stres dengan baik.