Pangeran dan Dua Puluh Pendar Bintang

By Astri Soeparyono, Sabtu, 27 Oktober 2012 | 16:00 WIB
Pangeran dan Dua Puluh Pendar Bintang (Astri Soeparyono)

            "Tapi itu menyudutkan aku."

            Riana terdiam.

***

            Kemping? Tahu-tahu saja aku dapat undangan untuk kemping 4 hari 3 malam dalam rangka reuni SMP.

            Kamu baru berpisah 3 tahun. Tapi rasanya banyak yang berubah, benar-benar memberikan kesan yang menyenangkan. Reuni ini benar-benar hebat. Apalagi kalau si usil itu tidak ikut.

            Tapi kenyataannya, Sendy ketua panitia. Oh my God!

            Dia menjengkelkan. Pasti dia selalu mendekatiku dan datang dengan keusilannya. Tapi pada hari kedua, mulai aneh. Tidak ada lagi keusilannya. Malah ia jadi sedikit pendiam. Ah, tapi aku sangat mensyukurinya. Seenggaknya aku lebih bisa menghabiskan waktu tanpa keusilannya.

            Saat itu, di tenda kami, aku dan 5 orang teman SMP-ku sedang asyik bernostalgia. Tiba-tiba saja....

            "Oh ya, ngomong-ngomong tentang Sendy, dia jadi agak aneh ya?" Pertanyaan itu terlontar dari Salma.

            "Iya, tadi aku di dekatnya. Matanya merah, kayak kurang tidur saja. Sudah gitu, bersin-bersin mulu, sambung Hani.

            "Eh, katanya, Si Anes lihat dia pergi sendirian malam kemarin. Terus si Sarah juga ngeliat pas hari ke dua," timpal Risma.

            "Ke mana?" tanyaku.