"Ardeth!! Ardeth!! Akhirnya lo sadar juga !"
Aku membuka mata, menemukan seorang pemuda plontos berkulit hitam manis duduk di sampingku." A...ah? Elo rupanya... Vin... Ini di...."
"Di rumah sakit, Bro. lo pikir di mana gitu? Tempat dugem?"
"Nggh... Gue... kenapa ya, Vin?"
"Gilaaaa! Lo bikin orang-orang satu sekolah panik, tahu! Gila lo, nekat!"
"Emangnya gue...kenapa? Gue enggak begitu ingat..."
"Setelah pertengkaran lo yang heboh abis itu sama Lyra, gue lihat lo lari keluar sekolah. lyra ngejar lo, mangil-mangil nama lo. Ya jelas gue langsung lari juga ngejar kalian berdua. Nekat banget lo, nyebrangin jalan raya di saat jalanan rame pas bubaran sekolah kaya gitu. Salut banget gue, lo masih bisa hidup sampai detik ini! Gu udah tajut aja lo gepeng kayak keripik singkong kelindes mobil-mobil gila itu, Bro!"
"Terus mana Lyra?"
Diam. Alvin menatapku dengan pandangan iba dan bersalah.
"Alvin?"
Kudengar Alvin mendesah, menghela napas berat."Sorry, Bro..."
"Vin? Lyra... dia enggak kenapa-kenapa, kan?"