Jika tingkat nitrogen sangat rendah dalam waktu yang lama, tanaman mungkin akan kerdil, sakit atau mati.
Namun, tanaman bisa mendapatkan nitrogen dari sumber lain, misalnya melalui proses yang secara luas disebut oleh para ilmuwan sebagai fiksasi nitrogen.
Nitrogen dapat berasal dari pupuk tambahan, penguraian bahan organik di dalam tanah, dan organisme yang dapat memecah nitrogen di atmosfer menjadi sesuatu yang dapat digunakan.
Menyiram tanaman dengan air hujan lebih baik daripada menggunakan air ledeng.
Itu karena sejumlah air ledeng cenderung lebih basa atau memiliki pH lebih tinggi, atau lebih asin karena memiliki kekuatan ion lebih tinggi daripada yang lain.
Penyiraman dalam jangka waktu panjang menggunakan air dengan kadar klorida lebih tinggi juga dapat mengganggu tanaman mengambil nitrat yang tersedia.
Air minum bahkan lebih enggak baik lagi, jika bicara soal penyiraman tanaman.
Tanaman dapat dirugikan oleh tingginya kadar natrium dalam beberapa persediaan air minum.
Air minum olahan hampir selalu merupakan sumber nitrat yang buruk karena semua otoritas air berupaya meminimalkan kandungan nitrat dalam air minum, pasalnya konsentrasi tinggi dapat berbahaya bagi bayi dan memicu sindrom bayi biru.
Sementara kebanyakan tukang kebun menginginkan pH yang sedikit asam karena membuat nutrisi untuk tanaman lebih banyak dan juga lebih baik untuk kesehatan tanah secara keseluruhan.
Baca Juga: Letakkan 5 Tanaman Ini di Rumah, Dijamin Tikus Langsung Minggat!
Setiap sumber air ledeng mungkin memiliki pH yang berbeda-beda, namun memanfaatkan air hujan untuk tanaman tetap lebih baik.
Selain faktor kandungan air, ada alasan lain mengapa tanaman lebih segar setelah terguyur hujan sebab hujan seringkali membantu membasuh debu dari tubuhan.
Hal ini tentunya amat bermanfaat, terutama jika lokasi tanaman atau kebunmu mudah terpapar oleh debu.
(*)
Source | : | Science Daily |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR