Secara khusus, penelitian mengaitkan kadar vitamin D yang rendah dengan alopecia areata, penyakit autoimun yang ditandai dengan kerontokan rambut parah.
Sebuah studi tahun 2015 pada 48 orang dengan kondisi ini menemukan bahwa mengoleskan vitamin D sintetis secara topikal selama 12 minggu secara signifikan meningkatkan pertumbuhan kembali rambut.
Tinjauan tahun 2021 juga menemukan bahwa kadar vitamin D mungkin memiliki hubungan terbalik dengan kerontokan rambut tanpa jaringan parut.
Artinya semakin tinggi kadar vitamin D, semakin sedikit kerontokan rambut yang terdeteksi dalam penelitian tersebut, dan sebaliknya.
8. Nyeri otot
Penyebab nyeri otot seringkali sulit diketahui. Namun, kekurangan vitamin D mungkin menjadi salah penyebabnya.
Sebuah studi tahun 2014 menemukan bahwa 71% orang dengan nyeri kronis mengalami kekurangan vitamin.
Reseptor vitamin D terdapat di sel saraf yang disebut nosiseptor, yang merasakan nyeri.
Vitamin ini mungkin juga terlibat dalam jalur sinyal nyeri tubuh kita, yang mungkin berperan dalam nyeri kronis.
Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa suplemen vitamin D dosis tinggi dapat mengurangi berbagai jenis nyeri pada orang yang kekurangan vitamin D.
9. Berat badan bertambah
Obesitas merupakan faktor risiko kekurangan vitamin D.
Sebuah studi pada tahun 2020 pada orang dewasa menemukan kemungkinan hubungan antara status vitamin D yang rendah dan lemak perut serta peningkatan berat badan, meskipun efek ini lebih jelas pada pria.
Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah suplementasi vitamin ini membantu mencegah penambahan berat badan.
(*)
Baca Juga: 8 Ciri Seseorang Kekurangan Gula, Enggak Bisa Dianggap Sepele!
Stem Cell, Terobosan Baru Sebagai Solusi Perawatan Ortopedi Hingga Cedera Olahraga
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR