"Nyokap gue dirawat di rumah sakit, udah dua minggu. Beliau didiagnosa terkena kanker payudara stadium awal." Jo terlihat sedih. Teman- teman yang lain juga tampaknya ikut bersedih.
"Sorry, ya, Bro! Gue enggak bermaksud bikin lo sedih!" Alex menepuk pundak Jo. "Makanya, elo jangan jadi pendiem gitu. Kami ada buat elo, Jo! Kita bisa bantu elo, semampu kita!"
"Iya, Jo! Entar pulang sekolah, kita sama-sama jenguk nyokap lo, ya! Kami juga akan selalu bantu doa buat nyokap lo, Jo!" ujar Cindy.
"Makasih ya, teman-teman! Gue bener-bener sayang sama nyokap. Setelah kepergian bokap setahun yang lalu, gue enggak mau sebatang kara karena kehilangan nyokap juga!" Jo semakin menunduk, matanya berkaca-kaca.
"Elo enggak akan pernah sendirian, Jo! Kami ini sahabat-sahabat yang selalu ada di samping lo, dukung elo! Kalo elo merasa sendirian dan butuh bantuan, meskipun sekedar teman berbagi cerita, panggil aja kami! Itulah gunanya teman, Jo!" ujar Amanda dengan lembut. Jo mengangkat muka.
"Terima kasih, teman-teman!" Jo tersenyum.
"Oke, kita enggak boleh sedih berlarut-larut lagi! Masalah enggak akan selesai dengan pikiran yang kalut. Ayo putar lagi musiknya!" seru Oka. Dia lalu menekan tombol play di music player milik Cindy itu. Gelas air mineral itu bergulir semakin cepat seakan-akan tidak ada yang mau memegangnya terlalu lama.
"Fahri! Kena lo!" Alex dengan bersemangat menunjuk teman yang duduk di depannya itu.
"Truth or dare?" Oka melirik teman di sebelah kirinya dengan tatapan seperti singa yang hendak menerkam mangsanya.
"Akhirnya ketua kelas kita akan berhadapan dengan sang atlet basket yang usil. Ini pasti seru!" ujar Dion, kali ini sambil mengunyah biskuit coklat.
Fahri tampak berpikir keras. Apa pun yang dipilihnya, Oka pasti akan menyelipkan keisengan yang membuatnya akan ditertawakan teman-temannya. Tapi itulah permainan yang terlanjur diikutinya. Mau tidak mau, dia harus memilih.
"Dare! Dan gue bakal ngelakuinnya dengan terhormat!" Fahri menjawab pertanyaan Dion dengan nada suara yang santai agar terkesan tenang, padahal dalam hatinya bertanya-tanya tantangan apa yang akan diberikan Oka kali ini. Suasana hening. Semua menunggu tantangan yang akan diberikan Oka kepada ketua kelas mereka yang jaim ini.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR