Pernah enggak kita merasa sangat marah pada seseorang yang telah menyakiti kita? Orang tersebut bisa jadi mantan pacar, teman, atau bahkan keluarga. Saking marahnya, kita terus mengingat dan menyimpan kemarahan itu padahal masalahnya sudah lama berlalu.
Kita jadi mendendam dan enggak bisa move on dari masalah dan orang tersebut. Sebenarnya wajar enggak sih kalau kita jadi mendendam?
Baca juga: Benar Enggak, Pacaran Akan Lebih Awet Kalau Cowoknya yang Lebih Sayang Atau Lebih Cinta?
Menurut psikolog, Roslina Verauli, M.Psi, “Umumnya mereka yang mudah terpicu emosinya bersifat sensitif alias memiliki perasaan yang lebih peka dari orang kebanyakan. Bila emosi yang mudah terpicu adalah emosi kemarahan, jangan-jangan ada banyak kekecewaan dan frustrasi yang gagal terungkap.”
Dampak mendendam
Mendendam tuh enggak bikin kita jadi tenang atau lega. Kita malah bakal terus sibuk dengan rasa marah yang enggak kunjung selesai. Hidup kita pun jadi penuh dengan kemarahan, kekecewaan, dan kita akan susah menerima orang yang pengin menjalin hubungan dekat dengan kita.
Padahal, supaya bisa move on dari masalah dan orang yang menyakiti kita, kita harus melepaskan dendam tersebut.
“Aku sempat dendam banget sama temanku. Dulu kita pernah berantem karena masalah personal. Aku sampai memutuskan kontak sama dia dan enggak mau lagi bertemu sama dia, melihat wajahnya aja aku malas. Tapi hidupku jadi enggak tenang, karena setiap kali teringat masalah itu, mood-ku tuh langsung jadi berantakan.” Indriani (19)
Seringkali kita menjadikan dendam sebagai sebuah kebanggan, yakni bukti bahwa kita pernah disakiti dan mengalami penderitaan. Jika sudah begini, kita jadi susah untuk menyembuhkan diri dari rasa dendam. Kita pun sulit menerima hal-hal baik di dalam hidup kita karena kita terlanjur berprasangka bahwa kita bakal disakiti lagi.
Baca juga: Baca dan Simpan Ini untuk Kita yang Menganggap Semua Cowok Itu Sama Saja
Cara mengatasinya
Mengatasi dendam tuh enggak segampang cuma dengan memaafkan orang yang telah menyakiti kita. Cara paling baik untuk melepaskan dendam adalah dengan mengetahui keadaan emosi diri kita sendiri.
“Belajar memahami emosi, coba bikin catatan-catatan curahan hatimu dalam bentuk jurnal atau diary. Untuk kelak di saat kamu sedang netral emosinya, kamu bsa baca dan pelajari polanya. Ketika kamu memahami emosi terbesarmu, kamu jadi bisa mengelolanya dengan tepat. Dijamin letupan-letupan kemarahan semakin jarang muncul dari dalam dirimu,” ujar Verauli.
Untuk dapat membantu kita ‘sembuh’ dari rasa dendam, cobalah ceritakan perasaan kita pada orang yang kita percaya. Buka hati kita untuk orang lain supaya bisa mengisi luka yang pernah ditinggalkan oleh orang yang menyakiti kita.
Fokuslah pada hal-hal baik di sekitar kita dan pastikan kita dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung kita. Cukup jadikan rasa sakit sebagai pengalaman yang membuat kita jadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.
Baca juga: 5 Tindakan yang Harus Kita Lakukan Kalau Jadi Saksi Pelecehan Seksual di Tempat Umum
Baca juga: 5 Jurusan Kuliah yang Enggak Kepikiran Tapi Bisa Jadi Pekerjaan Sukses
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR