CewekBanget.ID - Pengalaman sulit buang air besar (BAB) dialami oleh banyak orang dan bisa disebabkan oleh berbagai alasan.
Frekuensi BAB setiap orang memang berbeda-beda, berkisar antara tiga kali seminggu hingga beberapa kali dalam sehari.
Tapi ada saja dari kita yang sulit menjaga rutinitas BAB kita, padahal BAB rutin akan memberi jalan untuk lebih makanan masuk ke dalam tubuh dan mengurangi kembung, sembelit, dan gejala masalah pencernaan lainnya.
Manfaat-manfaat tersebut terhambat ketika tubuh seseorang menahan tinja.
Oleh karena itu, penting untuk membentuk rutinitas BAB.
Berikut ini ada sejumlah cara untuk melatih BAB lebih rutin, nih!
Baca Juga: 6 Minuman Ini Atasi Masalah Pencernaan di Pagi Hari! Yeay BAB Lancar!
Mengamati Kebiasaan BAB
Jika kita enggak mengetahui alasan jadwal BAB yang enggak lancar, para pakar menyarankan untuk mencatat waktu BAB pada sebuah buku catatan.
Selain waktu BAB, catat juga kapan dan apa yang kita makan.
Mengamati kebiasaan ini selama beberapa minggu bisa membantu kita memahami seperti apa gaya hidup dan kebiasaan kita memengaruhi rutinitas BAB.
Kita juga bisa menyadari jika ada perubahan pola makan yang memengaruhi rutinitas BAB, misalnya jika pada suatu hari kita makan sayur atau serat lebih banyak.
Kenali Sinyal BAB Pada Tubuh
Merasa mulas? Jangan tunda pergi ke kamar mandi untuk BAB!
Hal ini sederhana, tapi di tengah kesibukan aktivitas harian, sangat mudah bagi siapa saja menunda waktu ke kamar mandinya, termasuk untuk BAB.
Jadi, cobalah untuk mendengarkan dan mengenali sinyal yang diberikan tubuh untuk menjaga rutinitas BAB yang normal dan sehat.
Luangkan Waktu di Pagi Hari
Jadikan BAB sebagai salah satu rutinitas di pagi hari.
Luangkan waktu untuk berada di kamar mandi untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita.
Jadi girls, tubuh kita sebetulnya diprogram untuk pengin BAB di pagi hari.
Jika kita memanfaatkannya dengan mendengarkan sinyal yang diberikan tubuh, maka kemungkinan untuk BAB lebih rutin akan lebih besar.
Waktunya cenderung di pagi hari sebab selama tidur, motilitas usus besar biasanya berhenti.
Jika hari ini kita berusaha nongkrong di kamar mandi dalam waktu lama namun enggak juga bisa BAB, jangan menyerah.
Lakukan kembali upaya itu di keesokan harinya dan cobalah untuk membangun rutinitas.
Namun, hindari untuk duduk terlalu lama, misalnya hingga 30 menit, karena itu dapat menyebabkan ketegangan yang menimbulkan masalah kesehatan.
Baca Juga: Brokoli dan 6 Makanan Lain yang Bisa Memperlancar Buang Air Besar
Sarapan
Beberapa orang melewatkan sarapan karena sejumlah alasan, seperti enggak lapar, sering bangun siang, menjalani intermittent fasting, dan lainnya.
Jika kita pengin memiliki jadwal BAB rutin, sarapan bisa membantu memicu refleks gastrokolik.
Apa yang kita makan juga berpengaruh, lho!
Makanan berlemak tinggi cenderung mengaktifkan kontraksi usus besar daripada makanan berprotein tinggi dan berkarbohidrat.
Menjaga Pola Makan Sehat
Usahakan minum cukup air dan makan cukup serat; keduanya adalah komponen yang penting untuk menjaga rutinitas BAB yang sehat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan untuk menargetkan minum 2500-3500ml setiap harinya.
Perkaya asupan cairan harian dengan konsumsi makanan tinggi kandungan air yang bisa didapatkan dari buah-buahan dan sayur-sayuran.
Selain itu, penting pula untuk memerhatikan asupan serat harian, terutama jika kita mengalami masalah sembelit.
Faktanya, orang dewasa di atas usia 50 tahun dan lebih muda idealnya mengonsumsi sekitar 25-38 gram serat setiap harinya, sementara orang lanjut usia disarankan mengonsumsi 21-30 gram serat setiap harinya.
Beberapa makanan sumber serat antara lain buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian utuh.
Baca Juga: Ternyata Yogurt dan 5 Makanan Simple Ini Manjur Atasi Susah BAB!
Kapan Harus ke Dokter?
Rutinitas BAB sebetulnya dapat memberi kita sinyal tentang kondisi kesehatan kita, lebih daripada yang kita duga.
Hubungi dokter jika anda memiliki kebiasaan BAB berdarah, terutama jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker usus besar, atau jika ada perubahan drastis pada rutinitas BAB kita, misalnya ketika mengalami sembelit padahal sebelumnya sangat teratur, atau mengalami diare.
Pola BAB bisa saja kacau dalam beberapa kondisi, seperti saat sedang stres, bepergian, adanya pereubahan pola makan, kurang tidur, atau mengalami infeksi.
Tetapi, jika pola yang kacau itu bertahan hingga 2-3 minggu, maka mungkin kita perlu dievaluasi oleh dokter.
(*)