CewekBanget.ID - Situasi menegangkan kerap memicu serangan kecemasan atau anxiety attack.
Fyi, anxiety attack juga bisa disertai dengan rasa khawatir, gelisah, dan tegang pada otot serta perubahan pada detak jantung.
Kadang kita masih sulit membedakan antara serangan kecemasan dan serangan panik atau panic attack.
Lalu bagaimana cara membedakannya, ya?
Baca Juga: Sering Merasa Cemas? Lakukan 9 Aktivitas Ini untuk Mengatasinya!
Beda Anxiety Attack dan Panic Attack
Anxiety attack terjadi karena ada peristiwa pemicunya seperti ujian, berbicara di hadapan banyak orang, dan sejenisnya.
Sebaliknya, panic attack atau serangan panik terjadi tanpa ada pemicu khusus.
Serangan panik dan kecemasan bisa melibatkan rasa takut, jantung berdebar kencang, pusing, nyeri dada, kesulitan bernapas, dan pikiran irasional.
Namun, kondisi tersebut bisa terjadi jauh lebih parah pada penderita panic attack.
Dalam beberapa situasi yang lebih gawat, orang yang terkena panic attack lebih membutuhkan pertolongan medis ketimbang anxiety attack.
Selain itu, serangan panik bisa terjadi tanpa peringatan, dan enggak ada cara untuk mencegahnya.
Potensi Komplikasi Serius
Respons yang mengarah pada stres dan kecemasan dirancang untuk membantu kita mengatasi situasi sulit yang muncul sementara.
Saat stres dan cemas, tubuh memproduksi hormon adrenalin untuk membantu meghadapi bahaya.
Dalam kondisi normal, tingkat adrenalin dengan cepat kembali ke normal setelah rasa takut menghilang.
Namun, kecemasan yang berlanjut dengan tingkat adrenalin tetap tinggi bisa memicu komplikasi seperti depresi, gangguan kecemasan, dan stres yang sedang berlangsung; seluruhnya telah dikaitkan dengan masalah dengan sistem kekebalan, pencernaan, tidur, dan reproduksi.
Kecemasan berlebihan juga bisa menimbulkan masalah fisik seperti rentan pilek dan infeksi, penyakit jantung tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Baca Juga: Gangguan Kecemasan dan OCD Itu Beda! Harus Tahu Nih Perbedaannya
Cara Mengatasinya
Kecemasan biasanya dapat diatasi dengan sejumlah metode, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), konsumsi obat-obatan seperti beberapa jenis antidepresan, dan mencari kelompok pendukung.
Kecemasan juga bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup.
Salah satunya, kita harus dapat mengenali tanda-tanda serangan panik atau kecemasan.
Jika kita tahu kapan harus mengenali tanda-tanda bahwa kita stres atau terlalu cemas, kita mungkin bisa mengambil beberapa tindakan.
Sakit kepala, tidak bisa tidur, atau makan berlebihan bisa menjadi tanda bahwa sudah waktunya untuk istirahat atau meminta bantuan.
Selain itu, gaya hidup yang sibuk dapat mengakibatkan terlalu banyak makanan cepat saji atau terlalu sedikit olahraga.
Cobalah menyediakan waktu untuk duduk agar bisa menikmati makanan yang sehat atau membawa makan siang buatan sendiri dengan banyak buah dan sayuran segar ke mana pun kita pergi.
Kita juga bisa mencoba beristirahat selama 30 menit dan berjalan-jalan setiap hari untuk meningkatkan produksi hormon dopamin yang memicu rasa senang.
Terakhir, usahakan kita bisa melakukan relaksasi sedikit dengan musik, meditasi, berkebun, atau melakukan hobi dapat meredakan stres dan mengalihkan pikiran dari kekhawatiran untuk sementara waktu.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR