CewekBanget.ID - Kortisol merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal yang berperan penting dalam respons stres tubuh.
Yoshinao Katsu dan Taisen Iguchi dalam bukunya "Handbook of Hormones" menjelaskan kalau kortisol sebagai hormon stres karena dilepaskan sebagai respons terhadap stres fisik atau emosional.
Faktanya, kortisol memainkan beberapa peran penting dalam tubuh.
Kortisol membantu mengatur kadar gula darah dengan meningkatkan produksi glukosa di hati, yang memberi tubuh pasokan energi yang konstan selama periode stres.
Selain itu, kortisol juga berperan dalam respon kekebalan tubuh dan dapat melindungi sistem kekebalan tubuh dengan membatasi peradangan.
Baca Juga: 5 Penyebab Susah Tidur Meski Ngantuk dan Capek Banget. Karena Stres?
Hormon kortisol juga mengatur metabolisme tubuh dengan mengontrol penggunaan lemak dan protein tubuh untuk menyediakan energi bagi tubuh.
Tingkat kortisol secara alami berfluktuasi sepanjang hari, dengan tingkat yang lebih tinggi di pagi hari dan lebih rendah di malam hari.
Namun, stres kronis bisa menyebabkan tingkat kortisol yang tinggi secara konsisten, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan kita secara keseluruhan.
Seperti apa tanda kortisol tinggi dalam tubuh? Melansir Health Digest, yuk kepoin tanda-tandanya di bawah ini!
Tanda Kadar Kortisol Tinggi
Salah satu tanda paling umum dari kortisol tinggi adalah penambahan berat badan.
FYI, kadar kortisol yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan nafsu makan dan preferensi untuk makanan berkalori tinggi, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Ini terjadi terutama di bagian tengah tubuh, menurut sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Current Obesity Reports.
Adapun tanda kadar kortisol tinggi lainnya yaitu sulit tidur.
Meskipun kadar kortisol secara alami bervariasi sepanjang hari, ketika kadar kortisol tinggi secara konsisten, hal itu bisa mengganggu siklus tidur-bangun alami tubuh, sehingga sulit untuk tertidur atau tetap tertidur.
Perubahan suasana hati, seperti euforia, lekas marah, dan depresi, juga bisa menjadi indikator kadar kortisol yang tinggi, menurut studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Medicine.
Kortisol dapat mengganggu produksi dan fungsi neurotransmiter di otak, yang menyebabkan perubahan perilaku.
Cara Menurunkan Kadar Kortisol Tinggi
Karena stres kronis merupakan kontributor utama tingkat kortisol yang tinggi, menemukan cara untuk rileks dan mengurangi stres bisa sangat membantu untuk menurunkan kadar kortisol.
Latihan pernapasan dalam dan yoga adalah cara yang bagus buat menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan dan ketegangan tubuh nih, girls.
Selain itu, meditasi teratur juga dapat membantu menurunkan kadar kortisol dalam tubuh, kata sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam Health Psychology Review.
Baca Juga: Ini Penyebab Jerawat Stres dan Cara Tepat Mengatasinya. Jangan Salah!
Menurut sebuah studi tahun 2008 yang diterbitkan dalam Journal of Endocrinological Investigation, olahraga intensitas rendah terbukti memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk mengurangi kadar kortisol.
Di sisi lain, latihan intensitas tinggi dikaitkan dengan tingkat kortisol yang lebih tinggi, lho!
Oleh karena itu, yang terbaik adalah melakukan latihan intensitas rendah hingga sedang antara 150 dan 200 menit setiap minggu.
Selain itu, cukup tidur sangat penting untuk mengurangi kadar kortisol.
Bagaimanapun, kurang tidur kronis dapat menyebabkan tingkat kortisol yang lebih tinggi dalam tubuh dan masalah kesehatan lainnya seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.
(*)
Baca Juga: Enggak Disadari, 5 Hal Ini Bisa Bikin IQ Kita Turun. Termasuk Stres!
Source | : | health digest |
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR