Riuh penonton yang memadati hall olahraga sore itu terbagi jadi dua kubu. Masing-masing membawa spanduk dan ber yel-yel ria dengan hebohnya. Sesaat sebelum wasit meniup pluit dimulainya pertandingan, Galih menelusur suporter sekolahnya. Priiit!! Dan dia kembali konsentrasi ke pertandingan.
Dengan susah payah tim Galih akhirnya bisa menang tipis 2-1. Dino si kapten tim yang tajir langsung sesumbar mentraktir anak buahnya.
"Lih, tempat biasa, ya!"
"Oke, gue nyusul ntar. Eue ganti dulu, gerah."
"Yoi, kita tunggu di sana." Galih ditinggal sendiri di ruang ganti. Dia melepas kaos basketnya dan hampir mau ganti celana, waktu tiba-tiba pintu ruang ganti terbuka dan kepala Ree nongol dari luar.
"Waa...ngapain lo ke sini? Tutup, tutup!"
"Waaa!" Ree ikutan menjerit dan buru-buru menarik kepalanya.
"Udah, Lih?" tanya Ree beberapa menit kemudian. Takut-takut dia masuk ke ruang ganti sambil nutupin mukanya pakai dua tangan. "Sory...enggak tau."
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR