Seorang pengemudi taksi online, Justinus Sinaga menjadi korban pembunuhan oleh penumpangnya. Justinus ditemukan sudah tidak bernyawa di objek wisata Gunung Bunder, Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor pada Senin 5 Maret 2018 kemarin. Saat ditemukan sudah tidak bernyawa, tubuh Justinus terikat di bagian tangan dan kaki. Mulut dan mata juga tertutup lakban berwarna hitam.
Kejadian ini bermula ketika sekitar pukul 22.00, Justinus mendapat order untuk mengantar penumpang dari Holland Bakery di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor menuju Gunung Salak. Justinus menyanggupi orderan tersebut, namun sekitar pukul 02.00, telepon genggam milik Justinus sudah tidak dapat dihubungi.
Hingga pukul 17.00 tanggal 4 Maret 2018, Justinus tidak dapat dihubungi sehingga keluarga dan rekan-rekannya melapor pada polisi. Keesokan harinya, Senin 5 Maret 2018 Justinus sudah ditemukan tidak bernyawa.
Justinus Sinaga ternyata bukan satu-satunya pengemudi taksi online yang mendapatkan orderan namun berujung tragis. Di beberapa daerah lain, terdapat kasus serupa yang dialami oleh Justinus. Berikut kisah 3 pengemudi ojek dan taksi online yang berujung tragis:
(Baca juga: Begini Jadinya Kalau GOT7 dan Twice Jadi Pemain di Drama Welcome to Waikiki!)
Pengemudi taksi online dibunuh dan mobil dibawa kabur
Deni Setiawan, seorang pengemudi taksi online dibunuh oleh customer yang berpura-pura menggunakan jasanya. Mobil yang digunakan Deni kemudian dibawa kabur. Sesaat setelah itu, Deni ditemukan sudah tidak bernyawa di Perum Bukit Cendana, Sambiroto, Tembalang, Kota Semarang pada 20 Januari 2018.
Beruntung pelaku bisa ditangkap 2 hari setelah kejadian. Dilansir dari kompas.com, kedua pelaku masih berusia 15 tahun dan merupakan pelajar SMK. Kedua pelajar ini membunuh Deny menggunakan pisau belati. Hingga kini, polisi masih mendalami motif kedua pelaku,
Pengemudi ojek online yang dirampok
Pada 23 September 2017, Ridwan Limbong seorang pengemudi grab bike meninggal setelah ditikam oleh perampok. Sekitar pukul 04.00, korban akan menjemput penumpang, namun diberhentikan oleh 4 orang. Keempat orang tersebut lalu memaksa Ridwan menyerahkan motornya, namun Ridwan justru berontak dan berteriak minta tolong.
Saat warga mulai berdatangan, perampok tersebut panik dan menikam Ridwan. Satu orang berhasil diringkus warga, namun tiga lainnya kabur saat itu.
Satu hari setelahnya, David Julher Simanjutak juga ditemukan tewas di sebuah parit yang terletak di Jalan Sampurna. Dilansir dari kompas.com, motor yang dikenadari David raib. Beruntung pelaku sudah tertangkap dan sedang menjalani proses hukum yang ada.
Pengemudi ojek online ditusuk di Bandung
Seorang pengemudi ojek online bernama Rochmat ditusuk oleh 4 orang pada 25 Desember 2017 sekitar pukul 21.00. Beruntung Rochmat masih bisa diselamatkan dan segera mendapatkan perawatan medis dari Rumah Sakit Santo Yusup.
Dari empat orang pelaku, tiga di antaranya langsung ditangkap beberapa jam setelah kejadian. Pelaku utama ditangkap 26 Desember 2017. Dilansir dari kompas.com, pelaku utama yang merupakan juru parkir mengaku kesal dengan Rochmat setelah keributan sempat terjadi. Sebelum ditusuk, Rochmat sempat dikeroyok oleh pelaku.
Hal yang harus dilakukan
Jika saat ini kita sedang menjalani profesi sebagai pengemudi ojek atau taksi online, akan lebih baik jika kita melakukan screenshoot data penumpang dan dikirmkan pada orang atau keluarga terdekat. Jangan pernah mengambil orderan dengan nama penumpang yang terlihat aneh, tempat tujuan yang sepi, dan ketika malam hari. Selain keselamatan penumpang, keselamatan pengemudi juga harus diutamakan.
Begitu juga halnya dengan kita yang menjadi penumpang. Penting untuk memberitahu orang terdekat soal perjalanan yang kita lakukan, sehingga ada yang membantu mengawasi keberadaan kita dari jauh.
Intinya, kita harus selalu berhati-hati, girls.
(Baca juga: Setelah Lama Vakum, Akhirnya 9 Seleb Korea Ini Main Drama Lagi. Ada yang Kangen?)
Cara Mengetahui Personal Color Agar Lebih Percaya Diri Bersama Wardah, Cuma di Cosmetic Day 2024!
Penulis | : | Kinanti Nuke Mahardini |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR