"Lagian lo tahu, kan, kalau ini ruang ganti? Enggak ngetuk pintu dulu!" Galih marah, mukanya merah seperti kepiting rebus.
"Gue cuma mau kasih selamat, kok. Lo mainnya bagus."
"Bagus? Bokis! Memang kapan lo liat gue main? Palingan lo liat spongebob!"
"Gue liat kok...!"
"Bohong! Gue enggak liat lo sama sekali di antara anak-anak!"
"Lo nyariin gue, Lih?" Ree berbinar-binar.
Galih gelagapan. "Enggak, siapa yang nyariin?! Jangan ngalihin topik, lo enggak liat kan?"
"Gue liat, Lih! Bener! Cuma gue telat, salah duduk pula di tempat suporter lawan. Pantes enggak ada yang kenal gue, tapi bener gue dateng kok..." Galih diam, marahnya hilang, dia percaya sama Ree. Malah dia sekarang pengin ketawa.
"Galih...lo marah?" Galih tetap diam.
"Galih...I love you..." Ree memegang ujung kaos Galih, tertunduk.
Galih mengelus poninya. Ree kaget. "I love you too..." bisik Galih sambil tersenyum.
***
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR